Chapter 95 Pukulan berat Siska (1/2)
Sementara diruang lain, Siska mulai sadar dan betapa terkejutnya dia ketika bangun dalam keadaan kaki yang tidak utuh
” Euh,,, ada dimana ini?
kepala ku rasanya sakit. tubuhku juga sakit semua ”
Dia bergumam ketika sadar sambil membuka mata perlahan
” Kamu sudah siuman?
Bagaimana perasaanmu sekarang? ”
Riko mendekat pada Siska ketika melihat dia mulai sadarkan diri
” Untuk apa kamu disini? bukannya kamu ingin bersama perempuan itu? ”
Siska berkata dengan ketus dan mata sinis
Tidak lama setelah bicara, dia merasa ada yang aneh dengan kakinya. Dia berusaha menggerakkan kakinya, namun tidak berhasil, dia meraba bagian kakinya dan ternyata
” Aaaaccccchhh,, apa yang terjadi denganku? Bagaimana kaki ku bisa tidak ada? ”
Siska histeris karena meraba sebelah kakinya yang hilang
” Saat kecelakaan kaki mu terluka parah, dokter tidak punya pilihan lain selain melakukan amputasi terhadap sebelah kaki mu ” Riko menjelaskan dengan sabar dan lembut
” Tidak,, tidak mungkin,, ini tidak mengkin,, bagaimana bisa seorang model papan atas seperti ku harus di amputasi? Ini tidak boleh terjadi. Riko tolong katakan padaku kalau semua ini tidak benar. Katakan kalau ini hanya mimpi! ”
Siska tidak percaya mendengarnya, dia menangis histeris. Menggelengkan kepalanya berkali - kali, dia berteriak dan menggoyangkan lengan Riko
Riko hanya diam, tidak bisa berkata apa -apa. Dia hanya bisa memeluk Siska untuk menenangkannya.
Siska menangis tersedu - sedu dalam pelukan Riko. Hingga dia tersadar akan 1 hal , Riska, dia mengingat ibunya
” Riko, bagaimana dengan ibuku?
bagaimana keadaannya? Apakah dia baik - baik saja? katakan padaku bagaimana kondisinya sekarang? ” Siska mendongak menatap Riko dan bertanya dengan panik disela isak tangisnya.
” Ibu masih kritis, dokter masih belum bisa memastikan kondisinya saat ini ”
Riko berkata dengan menundukkan kepala, menatap Siska dan sambil mengusap pucuk kepalanya. Suaranya terdengar begitu lemah.
” Ibu,, bagaimana bisa jadi seperti ini? Kenapa semuanya bisa terjadi pada kita?Riko, tolong antar aku menemui ibu, aku ingin melihatnya secara langsung! ”