Chapter 93 Sadarnya Gina 2 (1/2)
Arin terpaku tak bisa berkata apa - apa lagi.
” Semuanya sudah hancur, semua selesai. Apa yang ku perjuangkan menjadi sia - sia. Tak bisa ku percaya kalau pada akhirnya semuanya sia - sia. Gina, aku harus minta tolong padanya. Hanya dia yang bisa membantu ku kali ini. Dia pasti akan membantu ku ”
Gumam Arni
” Budi, antarkan aku ke rumah keluarga Kusuma! ” Arni bersemangat selerti mendapatkan jalan keluar
” Untuk apa lagi pergi kesana bu? ”
Budi memicingkan mata penasaran
” Aku harus menemui Gina dan meminta bantuan darinya. Dia pasti mau membantu ku ” katanya dengan begitu yakin
” Tapi bu, Gina sedang dirawat dirumah sakit ” Suara Budi lemah dan terlihat sedih
” Apa yang terjadi?
Kenapa dia bisa dirawat dirumah sakit? ”
” Siska mendorongnya hingga terjatuh dan mengalami luka yang cukup parah di kepalanya akibat terbentur ”
penjelasan Budi seketika membuat wajah Arin pucat
” Apa kamu pikir Yudha akan membiarkan Gina menolong perusahaan setelah apa yang dilakukan Siska kepada Gina? ”
Kakek Atmaja bicara dengan tenang
” Bagaimana bisa Siska berbuat ceroboh seperti itu? Sudah tidak ada jalan lagi sekarang. Tidak ada yang bisa membantuku. Semua yang kulakukan sia - sia saja ”
Gumam Arin sambil memegang kepalanya
” Tapi aku tetap harus mencoba menemuinya. Mungkin saja dia mau membantuku!
Iya aku harus mencoba menemuinya! ”
Sambungnya
” Dimana Gina dirawat? ”
Tanyanya kepada Budi
” Di rumah sakit X tempat ibu dirawat ”
Budi berkata dengan tenang
Mereka pun kembali lagi kerumah sakit.
Di rumah sakit Yudha tak sedetik pun beranjak dari kamar Gina. Dia selalu setia menemaninya.
” Sayang, makan buburnya dulu, setelah itu kamu harus minum obat! ”
Yudha membantu Gina untuk duduk, kemudian dia duduk disamping Gina dengan semangkuk bubur ditangannya
” Buka mulutmu, biar aku menyuapi mu! ”
Dia menyodorkan sendok ke mulut Gina
” Apa kamu sudah makan sayang? ”
Gina bertanya sebelum dia mulai makan
” Aku akan makan setelah menyuapi mu ”
Yudha berkata dengan lembut dengan senyum menghiasi wajahnya
” Kalau begitu aku juga akan makan nanti saja ” Gina memalingkan wajahnya ke arah lain
” Kenapa tidak ingin makan?