Chapter 1 Pertemuan pertama (2/2)
”Apa yg indah dari hujan dan cuaca seperti ini?” kata Yudha yang langsung menyadarkan Gina dari lamunannya
”Ah tidak, hanya saja hujan sepertinya membuat hati terasa tenang”
”Ini hanyalah sebuah cuaca yg selalu berubah-ubah. Apa yang menarik dari itu? ” Ucap Yudha sambil mengesap kopinya
Pelayan pun datang membawa pesanan Gina
Gina yg tiba-tiba teringat kenangan lama membuatnya menggenggam gelas kopi dengan begitu kuat dan tangan yang gemetar membuat kopi tumpah ke tangannya
”Ahh,,” Pekik Gina yabg merasakan panas ditangannya
”Hati-hati” Yudha pun merespon cepat dengan menarik tangan Gina yg terkena tumpahan kopi dan memutupinya dengan sapu tangan.
”Apa kamu baik-baik saja? ” Tanya Yudha yang terlihat khawatir
”iya tidak apa, nanti tiba diapartemen akan langsung saya kasih obat untuk luka bakar”
Jawab Gina, dia tidak merasa tangannya sakit
Namun Yuda terus memperhatikan tangan Gina yg mulai memerah, diraihnya tas Gina dan mulai menariknya untuk bangun
”Kita mau kemana?” tanya Gina
”Kerumah sakit, kalau terlambat akan ada bekas luka bakar nantinya” Jawab Yuda
Asisten Yudha sudah menunggu didepan restoran dengan mobilnya.
Mereka pun bergegas kerumah sakit terdekat..
Setibanya dirumah sakit dokter langsung memeriksa Gina dan mengatakan kalau luka Gina tidak terlalu parah, tentu saja karena cepat ditangani kalau tidak, akan ada bekas luka nantinya..
Mereka pun beranjak pergi dari rumah sakit sambil menunggu asisten Yuda yg mengambil resep obat. Kemudian telpon Gina berdering
”Hallo”
”Gin, lo dimana?
gue udah nyampe bandara nich, ko ga liat lo sich?” Tanya Angel begitu telp tersambung
”Ah iya, gue lupa.. Tunggu sebentar gue langsung berangkat kesana” Jawab Gina
”Ok cepetan” Jawab Angel sambil menutup telepon
”Maaf Yudha, saya harus menjemput teman saya dibandara.
Terima kasih telah mengantar saya kerumah sakit, lain kali kita ketemu lagi”
kata Gina sambil berlari meninggalkan Yuda
Yuda hanya tersenyum sambil melihat Gina
Dan Hendri asisten Yuda bingung melihat bosnya yg dingin tiba-tiba tersenyum kepada seorang perempuan sambil memegang bungkusan obat yang baru saja diambil
”Tuan, obat nona Gina belum sempat diberikan” kata Hendri
”Berikan padaku, akan kuberikan nanti saat bertemu kembali”