Chapter 50 Hadiah dari Saga (1/2)
Sudah masuk ke dalam kamar. Zona
berbahaya kalau Saga sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Saga menjatuhkan diri di sofa, Daniah menyusul
ikut duduk di sampingnya. Dia melihat laki-laki itu mendesah dan masih terdiam,
bahkan memejamkan mata sambil menyenderkan kepala.
“ Kenapa memelototiku.” Saga
menjentikan telunjuknya di kening Daniah. Padahal dia masih memejamkan mata.
“ Maaf suamiku.” Cih, aku bahkan
sudah fasih memanggilnya begitu. “ Apa anda tidak mau turun dan berbincang
di bawah?” berusaha untuk kabur dari situasi yang canggung ini. Akan jauh lebih
baik berbincang dengan orang-orang yang ada di bawah. Walaupun mendengar sindiran-sindiran adik ipar
jauh lebih baik dari pada berduaan seperti ini.
“ Kenapa?” Saga berhenti menunggu
jawaban sepertinya. Namun Daniah tidak menjawab “ Aku dengar kau tertarik
sekali dengan Ele.”
Eh, darimana dia bisa tahu. Apa
sekertaris sialan itu yang melaporkan kalau aku beberapa kali kepergok
menanyakan tentangnya.
“ Tidak, hanya saya pikir anda
sudah lama sekali tidak bertemu dengannyakan. Pasti banyak yang bisa anda
bicarakan dengannya.” Alasan yang masuk akal diberikan.
“ Aku sudah bicara banyak dengannya
di galery, bukankah kau lihat tadi aku bicara dengannya berdua.” Saga
mendekatkan wajahnya ke arah Daniah. Gadis itu terperanjak dan memundurkan
kepalanya.
Katakan kau cemburu! Katakan kau
cemburu. Gumam Saga sambil menatap Daniah lekat.
“ Hehe, benar juga. Jadi apa anda
sudah mau tidur?” Daniah mengeser duduk
dan kepalanya lebih ke belakang.
Sial, bahkan kau masih bisa
tersenyum begitu. Kau sama sekali tidak marah aku dekat dengan wanita lain.
Huff.
“ Tidur, kenapa aku mau tidur. Aku mau menyiksamu dulu. Minggir!”
Apa! Kenapa dia marah? Aku salah
apa coba. Kenapa minta dipijat lagi si.
Sudah duduk sambil bersandar
di tempat tidur, meletakan kaki dipangkuan Daniah.
“ Kau sudah mulai kelas memijat.” tanyanya biasa, tapi kalau Daniah menjawab belum pasti marah lagi.
“ Saya baru mendaftar hari ini dan mulai kelasnya minggu depan.”
“ Baguslah, buat dirimu berguna, aku sudah memberimu makan.”
“ Baik suamiku.” menjawab cepat, setengah ketus dan malas.
“ Kau sedang kesal padaku!”
“ Haha, tidak mana mungkin saya berani.” Tertawa, lalu tersenyum secerah mentari dan melanjutkan memijat lagi.
“ Terus kenapa kau menekan kakiku!”
“ Maafkan saya.”
Pijatan di kaki selesai, naik ke arah
paha. Setelah itu menyodorkan tangan kiri. Daniah sudah naik ke atas tempat
tidur, duduk bersimpuh di samping Saga. Saga
meyentuh bahunya, agar Daniah juga memijatnya.
Hei panggil tukang pijak sana!