68 Tombak Ikan Todak Mutan (1/2)

”Meong…” Meowth memutari api dengan cepat. Dalam api, ada potongan daging todak yang seperti agar-agar. Ketika dipanaskan, minyak keluar dari ikan, mengeluarkan wangi yang semerbak dan segar, membuat orang menitiskan air liur bahkan mereka yang berada jauh.

Han Sen melemparkan sepotong besar ikan todak yang matang ke Meowth dan mengambil satu untuk dirinya. Ikan gemuk ini hampir meleleh dalam mulutnya, membuatnya ingin menelan lidahnya sendiri.

Ikan todak, sebagai mahkluk mutan, jauh lebih enak daripada ikan biasa. Bahkan ikan seperti kerapu juga tidak dapat bertanding dengannya. Walaupun hanya dipanggang tanpa bumbu apapun kecuali garam dan lada, ikan ini sama sekali tidak mengeluarkan bau amis, benar-benar manis dan enak.

”Jika ini dibawa keluar Tempat Suci Para Dewa, pasti akan menjadi raja segala ikan. Masakan biasa tidak akan laku. Satu ikan todak mutan mungkin dapat dijual dengan harga puluhan juta. Sayang sekali..” Han Sen melemparkan sepotong ikan todak lagi ke Meowth.

Mahkluk mutan tidak dapat dibawa keluar dari Tempat Suci Para Dewa. Selain itu, dia tidak memiliki tenaga untuk mengangkut seluruh ikan todak yang dia buru keluar dari Rawa Gelap. Ada banyak ikan todak di dalam danau, jauh lebih banyak daripada yang dia bayangkan. Dia telah membunuh 15 ikan beberapa hari ini. Setelah memakan beberapa ekor ikan, poin geno mutannya tidak dapat lagi bertambah dari memakan ikan todak. Karena dia tidak dapat membawanya semua keluar, dia memutuskan untuk memberinya kepada Meowth.

”Poin geno mutanku sekarang ada 31. Perjalanan yang sangat membuahkan hasil! Rawa Gelap terlalu berbahaya bagi orang biasa, maka disini hidup banyak mahkluk mutan. Mungkin aku bahkan dapat memaksimalkan poin genoku dalam perjalanan ini.” Suasana hati Han Sen sedang sangat bagus dan dia menghadiahkan Meowth sepotong ikan lagi.

Sisa daging ikan todak dibuat menjadi dendeng oleh Han Sen. Sebelum dia pergi, dia melihat kembali ke danau dan memeriksa apakah masih ada ikan yang tertinggal.

Melihat ada ikan todak mutan emas lainnya, Han Sen membunuhnya dengan cara yang sama.

”Ikan todak mutan terbunuh. Jiwa binatang ikan todak diperoleh. Makan dagingnya untuk memperoleh nol sampai sepuluh poin geno secara acak.”

Setelah beberapa detik, Han Sen baru menyadari apa yang telah terjadi. Dia hampir melompat. Sudah lama dia tidak mendapatkan jiwa binatang dan dia tiba-tiba mendapatkan satu sekarang. Poin mutan pula!

Han Sen tidak sabar ingin melihat jiwa binatang ikan todak seperti apa yang dia peroleh. Jika itu adalah sebuah panah, maka dia akan merasa puas.

Jenis jiwa binatang ikan todak mutan: Tombak.

Han Sen agak merasa kecewa, tetapi secara keseluruhan merasa senang. Walaupun itu bukan panah jiwa binatang, tombak juga merupakan senjata yang populer, terutama tombak jiwa binatang mutan.

Setelah memanggil jiwa binatang ikan todak mutan, Han Sen mendadak memegangi sebuah tombak emas di kedua tangannya. Kepala tombak berukuran panjang satu inci dengan potongan yang runcing di kedua ujungnya. Tombak itu terlihat cukup menakutkan.

Han Sen mengayunkan tombak itu dan merasa walaupun cukup berat tetapi mudah digunakan. Kepala tombak yang runcing dapat memotong pohon yang tebal hanya dengan satu tebasan ringan, seolah-olah dia sedang memotong tahu.

”Siapapun yang membuat aku marah di masa depan akan berhadapan dengan tombak ini!” Han Sen mencoba tombaknya beberapa saat dan hanya rela meletakkannya setelah keningnya berkeringat.

Senjata jiwa binatang mutan membuat perjalanannya ke Rawa Gelap sebuah kesuksesan. Tombak ini cukup memperkaya sebuah rumah kaya sederhana.