Chapter 471 - Jangan Lupakan Kami (1/2)
Pesta Yogi yang telah berakhir segera membuat para tamu undangan meninggalkan tempat tersebut satu persatu. Begitu pula dengan Alisya dan teman-temannya yang lain.
Beberapa berita yang memuat mengenai Alisya telah terhapus secara permanen dan bahkan gambar wajah Alisya pun tak mereka temukan dimanapun lagi. Akan tetapi kejadian mengenai Adora dan Zein yang merupakan seorang gubernur segera menutupi artikel yang lainnya dan menjadi trending topi utama di media sosial.
”Aku sangat terharu melihat mereka berdua. Terlihat betul bagaimana gubernur kita berusaha meyakinkan kedua orang tuanya untuk memberikan restu kepada wanita yang di cintainya.” Salah seorang dari mereka memberikan komentar positif.
”Akhirnya kita bisa melihat gubernur kita bersanding juga di pelaminan.” Tambah yang lainnya lagi.
”Aku sangat suka dengan jawaban wanita itu, jawaban sederhana yang diucapkannya sangat luar biasa. Tidak semua orang akan berpikir memberikan jawaba se sederhana itu.” Terang yang lainnya pada postingan lain yang memperlihatkan video Adora yang sedang menjawab pertanyaan ibu Zein.
”Semoga mereka diberikan kelancaran dan orang tua gubernur dapat memberikan restu kepada keduanya.” Tambah yang lainnya lagi yang mendoakan hubungan Zein dan Adora.
Postingan yang membuat tentang Adora dan Zein dibanjiri dengan banyak beberapa komentar positif meski adan beberapa dari mereka yang mencela Adora yang duduk di paha Zein, namun dibalik semua itu komentar itu secara perlahan tenggelam dan banyak yang mendukung penuh keputusan Zein.
”Ada apa dengan bajumu?” tanya Ayah Alisya melihat Alisya sudah memakai Jas milik Ryu.
”Oh… aku tidak sengaja terkait oleh paku yang berada di toilet sehingga bajuku sedikit sobek karenanya. Ryu memberikan Jasnya untuk menutupi sobekan tersebut.” Seru Alisya merasa tak perlu mengatakan hal sepele itu kepada Ayahnya.
Ayahnya hanya mengangguk paham meski sebenarnya apa yang dikatakan oleh Alisya tidak akan sesederhana itu, namun melihat Alisya yang tak ingin membuatnya khawatir akhirnya tak ingin bertanya lebi lanjut.
Beberapa saat kemudian, mereka tiba di rumahnya. Alisya dengan setia menggandeng Ayahnya masuk kedalam rumah. Disana terlihat ibu Yul yang baru saja selesai menyiapkan makan malam untuk ayah Alisya mengingat Ayah Alisya tidak memakan makanan pesta yang dipenuhi dengan banyak makan yang kurang sehat untuknya.
”Kalian sudah pulang, tuan sudah saatnya anda minum obat.” Ucap Ibu Yul mengingatkan Ayah Alisya untuk meminum obatnya.
”Terima kasih banyak ibu Yul, Alisya akan mengambilkan obat bapak sekarang.” Alisya segera masuk kedalam kamar Ayahnya dengan cepat setelah ayahnya duduk di kursi makan.
”Makanlah bersama kami dulu sebelum pulang, aku sudah menyiapkan beberapa makanan yang kamu sukai.” Seru ibu Yul begitu melihat Alisya kembali dari kamar Ayahnya.
”Benarkah? Tentu saja aku akan ikut makan.” Ucap Alisya dengan penuh semangat sudah tak sabar ingin makan.
”Jangan lupakan kami..” Akiko masuk bersama Karan dan Karin.
”Muncul satu orang yang membuat porsiku akan berkurang.” Karin segera tersinggung dengan ucapan Alisya yang di arahkan kepadanya.
”Tenang saja, kau boleh memakan semuanya termasuk piringnya. Aku sedang diet.” Tegas Karin kesal mencoba membuat alasan.