Chapter 48 - Jadi Alisya pernah terjebak??? (1/2)
Sudah 2 hari berlalu sejak acara Porseni diadakan disekolan SMA CENDEKIAN INDONESIA itu berlangsung dengan sangat ramai dan megah, bahkan para turis manca negarapun tidak melewatkan kesempatan langka ini untuk ikut hadir menyaksikan berbagai pertunjukkan hiburan sekaligus kuliner yang terdapat di setiap Stand-stand kelas. Mereka benar-benar sedang merasa seolah-olah berada di Festival musim panas terbaik di Indonesia.
Hari ketiga adalah puncak dari seluruh acara yang ada sehingga stasiun televisi dari swasta dan nasionalpun berramai-ramai antusias untuk datang meliput acara pada malam itu. Selain karena banyaknya hiburan-hiburan megah, malam itu akan menjadi malam pemilihan Raja dan Ratu sekolah yang tingkat kepopuleran mereka bisa melebihi selebtriti papan atas nantinya. Sepert biasa rating acara televisi akan meningkt tajam setiap kali malam puncak di tayangkan. Hal ini karena SMA Cendekia Indonesia adalah sekolah nomor satu di Indonesia.
”Ada yang liat Alisya???” Karin yang tidak melihat Karin karena menjaga Stand seharian kebingungan mencarinya.
”Nggak, aku kan dari tadi disini” Jawab Rinto sibuk karena banyaknya pengungjung.
”Aku khawatir sama itu anak, tadi siang dia izin untuk ke toilet tapi sampai sekarang dia tidak muncul!” Karin cemas dengan wajah pucatnya.
”Alisya sudah kembali sebelumnya, tapi begitu mendengar kamu yang pingsan dia jadi pergi lagi mencari dirimu!” Jawab Yogi sambil terus bolak-balik membawa nampan.
”Kamu sudah mendingan???” Karan datang menaruh telapak tangannya di jidat Karin.
”Iya kak, maaf yah kak. kakak jadi ninggalin pekerjaan lagi dan malah kerepotan masak disini” Suara Karin terdengar lemah.
”Aku nggak papa kok, lagipula aku sudah gantian shift dengan teman kakak!” Jelas Karan kembali ke dapur setelah melihat Karin baik-baik saja.
”Tapi kak, Alisya mana yah?” Karin mengikuti langkah Karan.
”Aku pikir dia bersamamu saat mendengar kamu pingsan tadi, soalnya begitu mendengar kami pingsan dia langsung menuju ke UKS” Karan melanjutkan pekerjaannya dengan serius.
”Ya sudah, aku cari Alisya aja dulu kak! sekarang terlalu bising untuk dia sendirian” Karin meminum air putih segelas penuh karena merasa dehidrasi sebelum beranjak pergi.
”Hati-hati, hubungi kakak kalau ada apa-apa!” wajah Karan tampak serius ketika mengingatkan Karin. Karan sudah mendengar kejadian lalu yang menimpa Karin dan Alisya. Karan sangat marah dan menyesali saat dia tidak berada diantara dua orang yang sangat dikasihinya tersebut. Karena hal itulah Karan menyelesaikan studynya dengan cepat dan kembali ke Indonesia.
”Iya kak,” Karin tersenyum manis menenagkan Karan.
Karin berjalan kesana kemari hampir menghabiskan seluruh tempat yang ada disekolah tapi tak menemukan Alisya disana. Karin mulai frustasi karena setiap bertemu dengan teman sekelasnya mereka juga tak melihat ataupun berpapasan dengan Alisya.
”Gimana Kar, udah ketemu Alisya nya?” Adora datang menghampiri Karin yang baru saja dari ruang kelas tempat penyimpanan barang mereka.
”Aku ke kelas, ku pikir dia akan ada disana tapi dia tidak ada!” wajah Karin cemas.
”Ya sudah, aku akan minta bantuan ke teman-teman yang lain untuk mencari Alisya!” Adora menenangkan Karin.
”Iya, biar kami yang mencarinya. kamu kan harus menjadi perwakilan kelas untuk ajang pemilihan Raja dan Ratu sekolah!” Feby mengingatkan Karin yang hampir kehabisan waktu karena terus mencari Alisya.
”Itu sudah tidak penting lagi, sekarang yang terpenting adalah Alisya!” Tegas Karin.
”Tapi Riyan sudah menunggumu Karin, kalian kan harus tampil sebagai partner!” Adora berkata dengan canggung.
”Aku tau, aku akan menjelaskan padanya begitu ini selesai dan bisa menemukan Alisya. aku takkan tenang jika belum menemukannya dengan keadaan yang terlalu ramai seperti ini” Karin tau betul kalau Alisya akan menghindari tempat yang terlalu ramai atau malah terjebak di tengah keramaian.
”Kalau begitu sebaiknya kita bergerak sekarang sebelum tambah ramai” Feby segera mengikuti langkah Karin keluar dari gedung kelas menuju ke taman. Mereka terkejut bukan main ketika keluar keadaan sekitar sudah menghitam oleh banyaknya orang-orang yang datang untuk menyaksikan pertunjukan.
Butuh lebih dari sekedar usaha untuk mereka bisa kembali ke Stand. Begitu mereka sampai, stand kelas sudab mulai berbenah untuk tutup.
”Apa yang kalian lakukan?” Tanya Karin bingung karena mereka tutup saat stand masih ramai akan pengunjung.