Chapter 34 - Aku punya Motor Kok (1/2)

”Kamu baik-baik saja Sya???” Adith curiga melihat gaya jalan Alisya yang tak karuan keluar dari toilet.

”Aku sedikit pusing Dith, tapi sepertinya nggak apa-apa! ” Jawab Alisya lembut.

”Ya sudah hari ini sampai disini saja dulu, aku akan memberikan beberapa materi yang bisa kamu pelajari saat jam malam” jelas Adith membiarkan Alisya menenangkan dirinya sebelum berjalan.

”Terimakasih Dith! ” suara Alisya lirih.

Adith mendengar bunyi jam tangan Alisya yang makin cepat membuatnya khawatir terhadap kondisi Aliaya. Dengan lembut ia menaikkan rambut Alisya dan melingkarkan kebelakang telinganya lalu mengatur alat yang berada ditelinga Alisya.

”Aku akan atur agar kamu merasa nyaman!” Jelas Adith sambil terus mengatur Alat yang berada di kedua telinga Alisya.

Karena terlalu lemas, Alisya tak punya kekuatan untuk melawan sehingga membiarkan Adith begitu saja. Wajah Adith yang tampak serius mengatur alat pendengar ditelinganya membuat Alisya terpesona dengan ketampanan Adith. Saat Adith mendekatkan wajahnya dan Nafasnya dengan lembut meniup Rambut Alisya, jantung Alisya berdetak dengan kencang membuat kepala nya semakin berdenyut sakit dan jam tangannya berbunyi kencang.

”kamu beneran nggak kenapa-napa??” Tanya Adith kaget melihat wajah Alisya yang memerah.

”Aku baik-baik saja! ” jawab Alisya dengan kesal menjauhkan tubuhnya.

”Tapi wajah kamu merah begitu. kamu demam” Adith dengan cepat menaikkan tangannya di kepala Alisya untuk memeriksa suhu tubuh Alisya.

Alisya tidak menjawab Adith dan langsung pergi tanpa memperdulikan Adith.

Mereka berdua berjalan menuju taman belakang rumah Adith dengan posisi Adith sedikit di belakang Alisya karena menghawatirkan kondisinya. Adith takut kalau sewaktu-waktu Alisya akan pingsan.

”Tante,,, saya pamit pulang dulu yah? sepertinya saya kurang enak badan! ” Alisya pamit menyalami orang tua Adith.

”Kamu sakit? ” tanya AYAH Adith.

”Kalau gitu kamu biar istrahat aja dikamar! ” Pinta Ibu Adith.

”Nggak apa-apa kok tante! aku cumab pusing saja” Jawab Alisya sopan

”Aku antar Sya..”jawab Adith mengkhawatirkan Alisya.

”Nggakkk!!! ” tegas Alisya.

”Kondisimu mengkhawatirkan tau! ” suara Adith tak kalah tegas.

”Tapi aku nggak bisa naik mobil Dith! ” Suara Alisya lemah.

”Aku punya motor kok!” terang Adith.

”Iya Sya, kamu sama Adith saja. Biar motor aku dibawa sama Yogi” Pinta Karin lembut.

”Kami pamit dulu yah tante, Om” setelah menyalami keduanya mereka segera pamit pulang.

”Maaf tante, lain kali lagi kami main kesini” Karin berpamit sopan.

”Sering - sering datang yah! Soalnya tante kesepian dirumah sendirian” Pinta ibu Adith.

”Iya tante,, tentu saja” ucap Rinto

Karin pulang diantar oleh Yogi menggunakan motor Karin sedangkan Rinto mengikuti keduanya sehingga Yogi bisa balik bersamanya nanti.

”Sya, kalau kamu duduk dengan posisi seperti itu kamu bisa jatuh! ” Adith mengingatkan Alisya yang duduk terlalu menjauh dari tubuhnya terlebih lagi karena tinggi motor Ducati yang di pakai Adith.

”Aku nggak papa kok Dith, cuman pusing dikit saja”. Alisya menepuk pundak kiri Adith dengan sedikit mendekat agar suaranya bisa terdengar oleh Adith.

Moment yang sangat pas dengan cepat Adith mengambil tangan Alisya dan melingkarkannya di tubuhnya dengan begitu Adith bisa menjaga Alisya untuk tidak jatuh.

”Kalau begitu biarkan aku memegang tanganmu agar kau tidak terjatuh. Setidaknya dengan begini aku tidak khawatir” Tubuh Alisya yang kini cukup dekat dengan Adith membuat Alisya sulit untuk bergerak bebas. Untuk menjaga jarak tubuhnya Alisya menyenderkan kepalanya dibelakang Adith.

Adith sengaja mengantung helem Alisya agar dia bisa lebih nyaman karena kepalanya yang sakit dan hanya dia saja yang mengenakan helem Standar berwarna hitam.

”Hush hushhh, pergi pergi... pergi pergi.. ” Ali mengusir kawanan Anjing yang mengonggong ke arah anak kecil yang terluka di dalam Gang.

”Mengapa kamu disini? ” Tanya anak itu.

”Aku melihatmu berlari dikejar anjing-anjing ini jadi mengikutimu kesini” Ucap Ali gemetar ketakutan.