9 Bab 9 : Ternyata Kamu (1/2)

Daniel sarapan bersama kedua adiknya dan membuat bekal untuk mereka dan juga unruk dirinya sendiri. Kemudian keduanya lebih dulu berangkat daripada Daniel.

Daniel kembali ke kamarnya, membuka ponselnya.

”Masih jam 06.35, masih ada waktu.”

Daniel membuka laptopnya dan mulai menelusuri seluk beluk laptop tersebut.

Setelah 30 menit menelusuri, Daniel menemukan banyak hal.

Sistem Operasi, Chip, Memori, dan yang lainnya berbeda dengan laptop masa kini.

Sistem Operasi laptop ini disebut NeptuX. Daniel menduga bahwa Sistem Operasi laptop ini berasal dari planet Neptunus. Planet yang berwarna biru bagaikan laut dalam. Karena itu namanya di ambil dari nama Dewa laut Romawi, Neptunus.

Lalu, spesifikasi laptop yang lainnya jauh berbeda.

Daniel mematikan laptop dan menyembunyikannya di tempat paling rahasia, yaitu sebuah kotak di bawah tempat tidur Daniel. Daniel menutupi dengan lapisan papan yang tak digunakan.

Hanya butuh 10 menit untuk menyimpan laptop ke tempat yang aman.

Kenapa tidak menyimpan di penyimpanan Sistem?

Fitur penyimpanan dari sistem memang sangat berguna, namun memiliki celah pula. Sebanyak apapun barangnya, itu bisa masuk ke dalam penyimpanan sistem. Namun, barang yang bisa dimasukan hanyalah barang dari sistem dan fitur penyimpanan ini terputus dari Dimensi Bumi yang artinya di dalam ruang penyimpanan tidak dapat terkoneksi dengan jaringan. Kecuali, menggunakan teknologi pelipatan ruang yang masih mustahil di masa sekarang.

Daniel buru-buru berangkat ke Sekolah. Tentu saja dia menggunakan jalur yang di rekomendasikan oleh Red Queen.

Saat melewati rumah Bu Surti, dia melihat tak ada jemuran yang membuatnya menghela nafas lega. Ia takut menjatuhkan jemuran Bu Surti seperti kemarin.

10 menit berlalu, ia berjalan ringan karena keadaan tubuhnya masih babak belur. Ketika hendak sampai di gerbang sekolah, ada mobil ingin melintas.

Dalam hati Daniel berkata, ”Tidak semudah itu, Ferguso!”

Daniel dengan cepat menghindar dari mobil, kemudian ia melesat laju masuk ke gerbang sekolah.

Sopir terkejut dengan Daniel yang tiba-tiba melintas lagi. Untungnya sopir tak menabraknya kali ini.

Di kursi belakang, Bella dengan bingung bertanya, ”Ada apa, Pak?”

Sang sopir mengusap keringat di dahinya dan menjawab, ”Tidak apa-apa, Non. Hanya ada siswa yang hampir tertabrak. Untungnya dia bisa menghindar.”

Bella mendengar ini langsung tersenyum pahit.

”Ini pasti Daniel,” tebaknya dalam hati.

Daniel yang sudah memasuki area sekolah, kini melewati jalan di belakang gedung sekolah yang sepi. Karena dengan melewati jalan ini, ia bisa sampai ke kelas lebih cepat.

Ketika dia melewati jalan tersebut, Daniel menemukan dua orang, seorang pasangan.

Daniel langsung marah melihat dua orang tersebut. Dua orang itu adalah Yudhistira dan Mitha, mantan pacar Daniel.

Daniel melihat Yudhistira mendekatkan wajahnya ke wajah Mitha. Adegan yang paling menjengkelkan ini berlangsung di depan matanya. Kini ia tahu kenapa Mitha memutuskannya.

Daniel mengencangkan genggamannya dan meninju pohon sampai pohon itu bergetar kemudian bergegas meninggalkan tempat itu.

....

”Daniel, kau tidak bekerja hari ini?”

Suara manis terdengar. Ini adalah suara Mitha.

”Tentu saja tidak. Hari ini aku akan menghabiskan waktu denganmu.” Daniel tersenyum lembut.

”Asyik, sangat jarang sekali bagi Daniel meluangkan waktu untuk pacarnya ini,” Mitha berkata dengan ekspresi berpura-pura sedih.

Melihat ini, Daniel tertawa dan berkata, ”Di masa depan, aku akan meluangkan lebih banyak waktu bersamamu.”

....

”Daniel. Kau adalah orang ter-absurd yang aku kenal. Tingkah lakumu seperti anak kecil, aneh, dan sangat membuatku kesal. Saat aku takut, kau malah membuatku kesal bukannya menenangkanku. Begitu juga saat aku menangis.”

....

”Daniel, hubungan kita cukup sampai disini. Kau adalah lelaki paling menyedihkan yang pernah aku kenal. Miskin, aneh, jelek, dan banyak kekuranganmu itu. Terutama keanehan dirimu.”

....

Daniel mengingat hal yang dikatakan oleh Mitha. Ia menunduk dan bergumam, ”Aku dulu bersikap aneh, membuatmu kesal, dan bersikap tak jelas hanya untuk membuatmu tertawa, melarutkan kesedihanmu, dan menghilangkan rasa ketakutan yang kamu alami. Mungkin aku tak romantis dan sering sibuk, tapi semua hal itu kulakukan untukmu.”