Chapter 461 - 461. Undangan Sarapan Bersama (1/2)
Sepucuk surat yang terdapat dalam kotak perhiasan tersebut membuat tubuh Silvia gemetar. Ia tidak pernah berpikir akan ada masa di mana seorang musuh mengirimkan sebuah surat dan liontin berbentuk sebuah benda yang pernah di lihatnya.
”Kapan aku pernah melihat benda berbentuk seperti ini? mengapa terlihat sangat familiar?”. Gumam Silvia.
Lalu ia membuka terlebih dahulu sepucut surat tersebut yang di tulis dengan bahasa China yang terlihat sangat rapih. Dan itu semakin membuat Silvia heran.
”Benarkah ini surat dari Pemimpin Dark Phantom? Mengapa isi suratnya menggunakan bahasa China yang cukup rapih? Surat ini bahkan terlihat lebih berbibawa dari tulisan China pada umumnya”.
[Silvia, akhirnya aku bisa menuliskan surat tangan ini untukmu. Dalam hati pasti kamu bertanya – tanya mengapa aku selalu melakukan banyak hal pada Ludius dan terakhir kali mengirim sepucuk surat di Pulau Jeju dengan mengatakan kamu adalah tunangan leluhurku. Jawabannya karena darah kita berdua mengalir dari tempat dan leluhur yang sama. Kamu bukanlah asli orang China Silvia. Tapi beruntung sekali wajahmu sangat cantik, putih bersih layaknya bunga lotus di sungai yang jernih. Liontin ini adalah bukti tempat asal Ayahmu Silvia. Mungkin kamu akan berpikir bahwa aku adalah pria kejam dan keji karena selalu mengusik Ludius dan hidupmu. Tapi perasaanku padamu tidaklah salah dan akan selalu ada masa di mana aku pasti akan mengambilmu dari Ludius dan kembali ke tanah air kita bersama, mengambil kembali apa yang sudah menjadi hakmu dan Ayahmu sebenarnya. Saat ini, Ludius mungkin sedang mengawasimu di suatu tempat. Aku menantikan hari di mana kita akan benar – benar bertemu wahai calon istriku].
Surat yang begitu panjang lebar hanya berisi sebuah kata – kata yang tidak penting. Sepertinya si pemimpin Dark Phantom ini memang belum berniat mengungkap identitas sebenarnya dalam waktu dekat ini.
Namun satu hal yang mengganjal di pikiran Silvia, yaitu masalah Ayahnya bukan asli orang China. ”Apa maksudnya ini? Ayahku bukan asli orang China?! Lalu Paman Zhuan Yang itu siapa. Dan apa hubungan sebenarnya dengan Ayah? Jika di pikirkan mengapa seperti tidak masuk akal?”. Ia memasukkan kembali sepucuk surat dan liontin tersebut ke dalam kotak perhiasan serta meletakkannya di atas meja rias.
Silvia dalam satu waktu seakan di hujani dengan berbagai kenyataan dan rahasia yang tidak bisa ia cerna begitu saja. Yang mengherankan mengapa mereka mengatakan semua itu padanya? Tidak takutkah pemimpin mereka kalau Silvia mungkin saja membocorkannya pada Ludius?]
Menurut hemat Silvia pemimpin Dark Phantom terlalu meremehkan kemampuan Ludius, tapi ini bagus juga. Setidaknya mereka meninggalkan banyak celah untuk orang bagian dalam dari Ludius masuk menyusup dan mengetahui apa yang mereka inginkan sebenarnya.
Buru – buru Silvia menyimpan kotak tersebut di dalam laci meja. Hari ini ia sudah cukup syok dengan kejadian yang menimpanya, membuatnya memilih untuk istirahat sebentar.
”Ludius, apa kau di sana tahu apa yang sedang ku rasakan? Aku iingin sekali memelukmu suamiku, perasaan ini sungguh menyesakkan karena mendapat begitu banyak jawaban yang masih abu – abu. Ingin sekali ku berbicara panjang lebar padamu. Tapi apalah daya, diriku bahkan tidak memiliki hak untuk bisa berbicara padamu. Aku terlalu takut mereka akan melakukan apapun untuk menjebakmu”. Gumam Silvia.
Perasaan galau yang di rasakan dalam kesendirian membuat hati Silvia terasa sepi. Silvia baru benar – benar merasakan bagaimana rasanya kesepian yang sebenanrya ketika tidak ada Ludius di sisinya.
Ia kembali mengusap perlahan perutnya dengan senyuman hangat. ”Baik – baik di dalam rahim bunda yah.. ayah kalian untuk sementara waktu tidak bisa ikut karena harus mengurus beberapa hal. Bunda akan selalu berdo'a untuk kesehatan kalian. Jika waktunya kalian lahir ke dunia, Bunda ingin kalian mendukung Ayah kalian sepenuh hati dan menuntunnya di saat dia kehilangan arah..”
Entah apa yang Silvia dengungkan pada kedua janin yang ada dalam kandungannya, namun setiap kata – kata nya begitu menyesakkan orang yang mendengarnya.
***
#Istana Leozard Ibu Kota Lorand.
Di Kerajaan Hardland saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 05.45 pagi waktu setempat, dalam artian sudah pukul setengah enam pagi. Ludius yang baru saja menelpon Silvia dan mendapat kabar kondisi terakhir dari Wangchu membuatnya harus memeriksa sendiri kondisi sebenarnya di Mansion.
Laptop pribadi miliknya yang selalu ia bawa kemanapun, berada di dalam tas dan segera ia ambil untuk melihat cctv yang terhubung langsung dengan laptopnya. Di depan meja Ludius membuka laptopnya dan memasukkan sandi pengaman untuk membuka semua file dan konten khusus yang ada di dalamnya tidak terkecuali cctv tersebut.
Terlebih dahulu Ludius menyusuri setiap rekaman cctv yang ada di seluruh Mansion. Tapi tidak di sangka, ia justru menemukan suatu hal di kamar pengantinnya dengan Silvia. Di layar nampak jelas Dokter Martin keluar dari kamar tersebut dengan tenang.
”Brengsek! Apa yang telah Dokter Martin itu perbuat. Sial aku kecolongan”. Gerutu Ludius.