Chapter 424 - 424. Permintaan Lancang (1/2)

Zain juga menyadari hal ini, tidak mungkin bagi Emilia menikahi pria tanpa status sepertinya. Walaupun untuk kebohongan publik tapi dampaknya adalah di Keluarga Kerajaan jika mereka mengetahuinya.

-

Setibanya di salah satu Mansion Elit di kawasan Kota Shanghai, mobil Zain memasuki gerbang utama Mansion tersebut. Belum sampai masuk, mereka sudah di cegat oleh 2 penjaga gerbang dan membuat mereka harus turun dan lebih memakirkannya di luar mansion.

”Sayang sekali, Zain. Sepertinya mobilmu harus ngandang di luar Mansion.” Ejek balik Wangchu memebuat kening Zain mengerut.

”Kau berbicara sepatah kata lagi, aku tidak akan segan untuk mengeluarkan semua isi kepalamu!!”. Zain melangkah menghampriri kedua penjaga gerbang tersebut.

Baru mereka sampai di depan gerbang, kedua penjaga gerbang sudah berdiri menghadang mereka. ”Maaf Tuan, saya ingin meminta izin masuk untuk menemui Putra Mahkota dan Putri Emilia. Apakah kalian memperkenankan kami untuk masuk?!”, tanya Zain ramah, ia tahu sangat sulit untuk menemui mereka di mansion jika tidak memiliki bukti temu janji.

”Maaf, tapi Putra mahkota dan Putri Emilia sedang tidak bisa di ganggu, saya harap anda mengerti”.

”Tapi Tuan, saya benar – benar mengenal Putri Emilia, kalau kalian tidak percya, kalian bisa melaporkan hal ini pada Putri Emilia. Katakan pada Putri, Zain malik sedang mencarinya”. Ujar Zain.

Tatapan kedua penjaga tersebut setengah tidak percaya Putri Emilia mengenal orang seperti Zain. Mereka seperti enggan untuk melaporkan hal ini pada Putra mahkota atau Emilia sekalipun.

”Kalau memang kalian mengenal Pangeran dan Putri, mengapa tidak membuat temu janji terlebih dahulu. jangan terlalu mengada – ada!”.

Zain dan Wangchu mengeryitkan kening mereka, jengkel karena penjaga gerbang terlali berbelit – belit. Karena sudah kesal, Zain akhirnya menghubungi nomor ponsel Emilia untuk memastikan kalau dia ada di rumah.

Drrt.. drrt..

[”Hallo Zain, ada apa kau menelponku. Ini tidak seperti biasanya..”] sapa Emilia di ujung telepon.

[”Putri Emilia, aku dan Wangchu sedang ada di depan gerbang Mansion mu. Ada hal penting yang ingin kami bicarakan”]

[”Mengapa tidak langsung masuk saja.”]

[”Bagaimana kami bisa masuk. Penjaga mu saja tidak mengizinkan kami bahkan setelah kami mengatakan mengenal mu. Sudahlah, lebih baik kau menjemputku di depan gerbang segera!]

[”Baik, aku akan menjemput ke depan Mansion.”]

Tut tut tut..

Telepon mereka terputus. Dan tidak berselang lama, Emilia keluar dari dalam mansion untuk menjemput Zain malik. ”Apa yang kalian lakukan pada tamu – tamuku?!”.  Seru Emilia dengan kasar. Ia langsung menghampiri Zain yang masih berdiri terpaku di depan gerbang.

”Tuan Putri..” segera kedua penjaga gerbang langsung menundukkan badan dan memberi hormat.