Chapter 412 - 412. Pelipur Lara (1/2)
Karena hanya sekedar jalan – jalan di Mall, Silvia hanya memakai dress yang simpel untuk belanja, agar tidak ribet. Ia juga mengambil tas mini selempang panjang untuk di kenakannya. Tas ini bahkan di datangkan langsung dari swiss.. salah satu tas dengan brand ternama dan limitide edition.
Semua sudah siap, Silvia bergegas keluar dari kamarnya dengan raut wajah gembira, setidaknya ia sejenak melupakan kalau suaminya akan pergi untuk sementara. Tidak ada yang salah dengan menikmati hidup,kan..?
”Nak, kamu mau pergi ke mana? Kelihatannya senang sekali?!”. Seru Ibu Yuliana yang baru saja keluar dari dapur, mungkin beliau baru saja membersihkan perabotan yang ada di dapur, hitung – hitung membantu Bibi Yun.
Silvia nyengir, melebarkan senyumnya. ”Ibu tahu Ling ling kan, dia baru saja telepon dan mengatakan kalau mau mengajakku pergi ke Mall untuk berbelanja.” Ujar Silvia dia berjalan mendekati Ibunya.
”Nak, kamu tahu kan, nyawamu selalu menjadi incaran banyak orang? Apakah kamu tidak bisa tetap tiinggal di rumah?”. Cegah Ibu Yuliana, ia memang cemas jika memikirkan Silvia keluar rumah. Apalagi banyak orang yang menginginkan nyawanya.
”Ibu.. Silvia itu juga manusia, sama seperti kalian. Aku juga butuh hak untuk menikmati hidup. Tapi mengapa kalian selalu menghalangiku untuk keluar? Aku tahu di luar sana banyak yang menginginkan ku, tapi bukankah masih ada penjaga bayangan yang selalu mengikutiku dari belakang?”. Kata Silvia dengan senyum melebar. Jika Ibu Yuliana sudah di rumah memang seketika kehidupannya berubah. Bukan karena apa.. tapi karena Ibu Yuliana selalu ketat pada Silvia, meski semua itu demi kebaikannya.
”Hiissst.. sejak kapan kamu pandai membuat alasan?! Mengapa kamu selalu mengabaikan peringatan dan nasihat dari Ibu?”.
”Karena Silvia juga ingin menikmati hidup seperti yang lain..”
”Ya sudahlah, kamu boleh pergi. Tapi ingat, selalu beri kabar kalau ada hal yang membuatmu tidak nyaman.” Tegur Ibu Yuliana.
”Beres Bu..” kata Silvia melingkarkan kedua jarinya membentuk huruf O. Ia juga mencium pipi kanan Ibu Yuliana. ”Ibu memang yang terbaik..”
Silvia pergi dari hadapan Ibu Yuliana dan keluar dari Mansion Lu. Di depan pintu sudah ada pak sopir yang berdiri menyambut Silvia yang baru saja keluar.
”Selamat pagi Nyonya muda, anda akan pergi kemana pagi ini?”. tanya pak sopir pada Silvia yang sudah terlihat rapi dan membawa tas mininya.
”Aku akan ke Mall bersama teman, katanya sih dia akan kemari untuk menjemputku. Tapi sepertinya dia akan telat datang kemari.” Ujar Silvia sambil melihat ke sekeliling terutama depan pintu gerbang Mansion.
-
10 menit berlalu, dari arah depan gerbang sebuah mobil BMW series 5 hitam memasuki pelataran Mansion. Silvia yang masih berdiri menunggu tersenyum lebar. ”Itu pasti Ling ling. Arghh.. akhirnya bisa jalan – jalan juga. Hi hi hi..” gumam Silvia.
Mobil BMW tersebut terparkir di depan Mansion. Dari arah pintu bagian penumpang terbuka. Ling ling keluar dengan memakai dress ¾ , rambut tergerai dan memakai high girl. Benar – benar membuat orang pangling.
”Sepertinya menikahi senior Bryan membuatmu sedikit berubah. Ling ling, kau sungguh terlihat cantik dengan style ini.” puji Silvia.
”Benarkah.. ah, aku jadi malu. Soalnya aku sangat jarang berpenampilan seperti ini. sedikit canggung.” Kata Ling ling, ia sudah berdiri di depan Silvia,
Silvia yang merasa takjub dengan perubahan pada style Ling ling terus memperhatikan sahabatnya itu. ”Ha ha.. aku tidak menyangka, senior Bryan begitu memanjakanmu. Hm.. kita jadi jalan – jalan sekarang, kan?”. Tanya Silvia.