Chapter 402 - 402. Pergerakan Musuh (2/2)

Silvia mengigau dan terdengar samar-samar oleh Ludius membuatnya gelagapan dan menyembunyikan ponselnya, segera ia menoleh kebelakang memastikan keadaan Silvia.

”Ah syukurlah, ternyata istriku hanya mengigau. Aku kira dia benar-benar terbangun dan mendengarkan percakapan kami. Masalah ini, aku harap kamu tidak mengetahui sebelum waktunya.” Gumam Ludius.

[”Hei Boss!! Mengapa kau mengabaikanku. Aku belum mengatakan bahwa aku tidak terima kau memotong gajiku 50 %, itu tidak adil!”] ptotes Wangchu.

[”Aku tidak peduli, yang aku pedulikan adalah kau harus mengurus kantor dan Organisasi saat kepergianku. Suruh Zhenyi dan Zack Li untuk memantau Markas dan  kau fokus mengurus Perusahaan!”]

[”Baiklah, aku kalah! Takkan berani berdebat dengan mu Boss. BYE!!!”]

Tut tut tut

Wangchu memutus panggilannya secara sepihak, setelah mengetahui hal ini Ludius keluar dari kamar dan menuruni tangga menyusuri beberapa ruangan untuk sampai ke dapur. Demi menyiapkan bakso, makanan yang di inginkan istrinya.

”Ibu, Bibi Yun..  biar aku yang membuat baksonya. Aku sudah berjanji untuk membuatkan Silvia bakso beranak yang dia inginkan.” Seru Ludius di ujung pintu dapur,

Perkataannya menyita perhatian Ibu Yuliana dan Bibi Yun. Mereka sontak kaget dan meletakkan sayuran yang sedang di racik begitu mendengar Ludius mau membuat makanan yang belum pernah dia lihat.

”Nak Ludius, apa kamu yakin ingin membuat makanan yang Silvia minta? Jujur Ibu merasa tidak enak hati dengan Nak Ludius atas permintaan Silvia yang aneh dan merepotkan.” Ujar Bibi Yun, ia menghampiri Ludius dan memegang kedua lengannya.

”Ibu tenang saja, saya tidak merasa di repotkan. Justru merasa senang karena Silvia mau meminta sesuatu dariku. Itu benar-benar hal yang menyenangkan. Lagi pula hanya membuat bakso, tidak ada yang tidak bisa saya lakukan.” Balas Ludius dengan senyum ramah untuk menenangkan hati Ibu Yuliana.

”Baiklah, maka Ibu tidak akan mengganggu keinginan Nak Ludius..”

”Ibu istirahat saja dulu, biar saya dan Bibi Yun yang melanjutkan memasak makan malamnya..” kata Ludius dengan menganggukkan kepalanya,

Sungguh menantu idaman, mungkin seperti itu tanggapan dari Ibu Yuliana untuk saat ini. sikap Ludius di depan Ibu Yuliana cukup membuat Ibu Yuliana merasa tenang menyerahkan Silvia padanya. Padahal alasan sebenarnya Ludius mengundang Ibu Yuliana ke China adalah untuk menjaga Silvia selagi kepergiannya.

”Ohya, sebelum itu ada yang ingin saya sampaikan pada Ibu mertua..” cegah Ludius pada Ibu Yuliana yang hendak keluar dari depan pintu dapur.

”Ada yang ingin Nak Ludius sampaikan. Apakah ini mengenai Silvia?” Ibu Yuliana mengeryitkan kening melihat ekspresi serius dari raut wajah Ludius.

”Benar, besok saya harus melakukan perjalanan Bisnis ke Kerajaan Hardland dan mungkin memakan waktu yang cukup lama, sekitar setengah bulan, tergantung dari keadaan nantinya. Maka dari itu saya jauh-jauh hari meminta Ibu untuk ke China demi mendampingi Silvia. Maafkan atas kelancangan saya..” kata Ludius sambil menundukkan sedikit tubuh nya memberi hormat.