Chapter 370 - 370. Rasa Bahagia seorang Ibu (1/2)
Hanya sebuah ciuman di kening saja susahnya minta ampun untuk Wangchu mencuri waktu. Nadia yang terlalu menutup diri sampai-sampai seorang Wangchu saja tidak berani melanggar keteguhannya.
Wangchu mengerutkan keningnya sambil menatap tajam ke arah Pak sopir. ”Tidak bisakah datang dengan permisi. Keluar! aku tahu kau sopir yang di kirim Ludius.” Ujar Wangchu yang masih jengkel setengah mati pada sopir itu.
”Baik Tuan.” Pak sopir langsung mengiyakan perkataan Wangchu dan bergegas meninggalkan pesawat dengan tubuh merinding menerima tatapan tajam Wangchu.
Karena sudah terlanjur seperti ini, Wangchu langsung mencium kening dan bibir tipis Nadia, selagi dia masih tertidur. ”Malam Putri usil..”
Wangchu mengangkat Nadia dalam gendongannya dan membawanya keluar dari pesawat, membawanya menuju mobil yang dibawa pak sopir.
Pak sopir masih berdiri di samping pintu dan Wangchu datang dengan membawa Nadia. ”Bukakan pintunya!” sentak Wangchu yang masih kesal.
”Baik Tuan.” Pak sopir membukaka pintu. ”Silahkan masuk Tuan”
Pak sopir sepertinya masih cemas dengan tatapan tajam Wangchu, ia langsung bergegas masuk kedalam mobil dan membawa mobil melesat menelusuri keheningan malam menuju Mansion Lu.
-
Mobil yang di bawa Ludius terhenti di depan pintu masuk mansion dengan keadaan pintu sudah di buka lebar. Ludius keluar dari dalam mobil dan membukakan pintu untuk Ibu Yuliana.
”Nak Ludius, mengapa pintunya terbuka lebar. Apakah sedang ada tamu?” tanya Ibu Yuliana.
”Itu mungkin Silvia yang terbangun dari tidurnya dan sudah tahu kedatangan Ibu. Mari, kita langsung masuk saja, Bu.”
”Permisi Nak..” seru Ibu Yuliana di depan pintu utama.
Dari dalam Silvia diikuti Bibi Yun datang menjemput kedatangan mereka dengan seulas senyum yang paling Ibu Yuliana rindukan. ”Ibu..” Panggil Silvia dengan sedikit linangan air mata yang tertinggal di sudut matanya.
”Iya Nak, ini Ibu datang menemui putri yang Ibu rindukan.” Ibu Yuliana langsung memeluk Silvia dengan penuh kasih sayang. ”Silvia, bagaimana keadaanmu nak? Ibu dengar kamu sedang hamil?” tanya Ibu Yuliana.
”Silvia baik-baik saja Bu. Ibu benar, Silvia sedang mengandung bayi kembar. Silvia bahagia akhirnya Ibu datang kemari.” Kata Silvia.
Suara isak tangis Silvia terdengar di telinga Ibu Yuliana, membuat ibu paruh baya itu menepuk-nepuk lembut punggung putrinya yang langsung bersikap manja bila ada didepannya. Harap maklum, Silvia adalah putri semata wayangnya yang sudah Ibu Yuliana rawat sejak kecil.
”Benarkah Nak, Kamu sedang mengandung janin kembar?” tanya Ibu Yuliana antusias. Pasalnya ini juga pertama kalinya bagi Ibu Yuliana memiliki cucu dari putrinya yang manja.
Sillvia melepas pelukan ibunya, ia mensungutkan bibirnya di depan Ibunya sambil merajuk. ”Bu,, datang ke Indonesia kok tidak bilang-bilang sama Silvia sih? Jahat.” Ujar Silvia manja.
”Mulai deh, sifat manjamu keluar. Memangnya kamu tidak malu sama suamimu lihat kelakukan manjamu yang kayak gini?” ledek Ibu Yuliana sambil mata dan senyuman terarah pada Ludius yang masih berdiri di samping mereka.
”Ludius sudah tahu kalau aku ini istri yang manja, cerewet, suka ngomel, dan kalau marah nyusahin, benarkan Sayang..” Jawab Silvia sambil melirik tajam kearah Ludius.
Jleb!
Lirikan Silvia yang mematikan seolah membekukan suhu udara di sekitar Ludius. ”Bu, saya akan ke belakang terlebih dahulu. Kalian lanjutkan saja pembicaraannya.” Sela Ludius, ia langsung pergi menghindari Silvia.