Chapter 362 - 362. Bertamu bag 2 (1/2)

”Jangan begitu Putri Emilia, aku yang seharusnya meminta maaf karena terlalu sensitif pada hal yang sederhana seperti ini. Sudah sewajarnya kalian bertanya tentang hal ini.” Ujar Silvia sambil mengantar Putri Emilia duduk kembali.

”Bibi Yun..” panggil Silvia pada Bibi Yun yang masih berdiri di sofa.

”Iya, ada apa Nyonya?.” Bibi Yun segera menghadap.

”Tolong bawakan minuman dan camilan ya Bi,” pinta Silvia pada Bibi Yun.

Ia berbalik melihat ke arah Putri Emilia dan Pangeran Richard. ”Pangeran Richard dan Putri Emilia ingin meminum apa?.” Tanya Silvia dengan senyuman.

”Seperti yang biasanya kita minum bersama saja Nyonya Lu.” Celetuk Pangeran Richard.

Putri Emilia yang ada di sampingnya langsung mellirik tajam ke arah Pangeran Richard, si kakaknya itu. ”Kak, sejak kapan kalian jalan bareng dan minum bersama? Kakak tidak sedang menggoda wanita bersuami, kan?.” Tanya Emilia

”Jangan asal bicara dong Putri Emilia. Kakak memang sudah mengenal Silvia jauh-jauh hari, itupun tidak sengaja karena waktu itu Kakak sedang mengadakan jamuan bisnis. Dan kebetulan Silvia  juga datang ke restorann yang sama. Sudah itu saja..” ujar Pangeran Richard menceritakan awal dirinya bertemu Silvia,

”Benarkah, Kakak tidak sedang membohongi atau menceritakan hal yang berbeda padaku, kan?” cecar Putri Emilia pada Kakaknya itu.

Pangeran Richard memang kadang bertingkah konyol dan semaunya sendiri, tapi bukan berarti Pangeran Richard tidak memiliki kebijaksanaan. Dari hal yang di dengar, Pangeran Richard bahkan di kabarkan menjadi Pangeran yang paling bijaksana dari beberapa saudara dan generasinya. Maka dari itu, Raja saat ini sangat bergantung pada kecerdasan dari Pangeran Richard.

”Tidak, Emilia. Mengapa kamu tidak percaya dngan perkataan kakak?.”

”kakak kan memang seperti itu, senang bohong sama Emilia. Bilang kagak kenal Silvia, tahunya ambil start duluan dan sudah minum bareng lagi!” cibir Emilia,

”Maafkan Kakak Emilia. Habisnya kamu orang nya sok tahu. Ya sudah Kakak tidak memberitahu.”

Silvia yang melihat mereka bertengkar layaknya anak kecil membuat Silvia sejenak ingin tertawa. ”Pfft... hahah.. Putri Emilia, ternyata kalian begitu akrab yah.” Sela Silvia tidak tahan menahan tawa mendengar pertengkaran mereka.

Pangeran Richard yang melihat tawa dari Silvia tersenyum simpul. ”Akhirnya kamu tertawa juga Silvia. Kamu tidak pantas untuk menangis, karena Silvia yang ku kenal adalah wanita yang tegar.” Gumam Pangeran Richard dengan terus memperhatikan Silvia,

Dari arah belakang Bibi Yun datang. ”Permisi, camilan dan minumannya sudah siap.” Bibi Yun yang membawa nampan dengan beberapa gelas berisi beragai minuman dan camilan Bibi Yun letakkan dimeja.

”Ayo Tuan dan Nona, silahkan di cicipi makaannya.” Kata Bibi Yun dengan ramah.

”Wah, kelihatannya camilan ini enak, Bi..” celetuk Pangeran Richard, ia mengambil satu camilan tersebut dan memakannya. Dengan menikmati makanannya, Pangeran Richard mengangguk-anggukan kepala. ”Oh ya, ini nama makanannya apa ya Bi?.” Tanya Pangeran richard penasaran.

Emilia yang melihat reaksi Kakaknya begitu sedemikian rupa menikmatinya, membuat Putri Emilia ikut mencicipi camilan itu. ”Wah.. ini enak sekali Kak Silvia.” Kata Emilia yang baru merasakan makanan se enak itu. ”Ohya, nama makanannya apa Silvia?. Mengapa aku tidak pernah melihat ini di China?.”

”Nona Emilia, sebenarnya itu Nyonya yang buat sendiri untuk camilan. Nyonya sering membuat camilan untuk orang rumah. Kalau begitu, Bibi pamit kebelakang terlebih dahulu.”

Di tengah perbincangan yang tiada akhir itu, ponsel milik Silvia berdering. Ia langsung merogoh sakunya mengambil ponsel pribadi miliknya.

Bzzt.. Bzzt..

[”Nyonya Lu. Ini saya Zhenyi.”] ucap seseorang yang ada di ujung telefon.