Chapter 306 - 306. Kedatangan Wangchu yang terluka bag 3 (1/2)

Alisnya seketika saling terpaut menyiratkan kekesalan yang luar biasa. 'Selangkah lagi aku akan mengetahui isi hatinya. Tapi sekarang..! ah sudahlah!' gerutu Wangchu dalam hati.

Langkah kaki itu semakin mendekat dan saat ini berdiri di depan Nadia dengan membawa tas berisi alat medis, ”Kau sudah siap untuk operasi? Ini memakan waktu sekitar 1 jam karena ada dua peluru yang bersarang di tubuhmu” kata Linzy dengan melihat kearah tubuh Wangchu.

”Aku siap, kita lakukan sekarang saja. Aku masih banyak pekerjaan yang tertinggal” ujar Wangchu.

Linzy mengangguk, ia membuka tas medisnya dan mengambil beberapa peralatan untuk operasi ringan.

Nadia yang masih berdiri melihat semua peralatan hanya bisa tersenyum miris sambil membayangkan bagaimana rasanya. ”Apakah operasinya di lakukan secara sadar tanpa di bius terlebih dahulu?” tanya Nadia.

”Ini hanya operasi ringan, jadi tidak perlu melakukan bius!”. Balas Linzy, ia melihat ke arah Wangchu. ”Apa kau sanggup untuk menahan sakit? Karena kita tidak sedang di rumah sakit aku menyarankan untuk melakukan operasi tanpa pembiusan”. Sambung Linzy.

”Tidak masalah, lanjutkan saja” jawab Wangchu acuh seolah rasa sakit yang di rasakannya saat ini sudah biasa ia rasakan,

Sebelum melakukan operasi terlebih dahulu semua peralatan di sterilkan, Linzy yang masih melihat Nadia berdiri memperhatikannya membuatnya merasa risih. ”Nadia, kau bisa keluar terlebih dahulu? Aku tidak suka jika sedang melakukan pekerjaan ada yang sengaja memperhatikan!”. Tandas Linzy, ia mengatakannya acuh. Mungkin karena ini sudah menjadi pekerjaannya maka dari itu dia tidak memperdulikan perasaan Nadia.

”Baiklah, aku keluar dulu untuk menyiapkan air hangat untuk kalian.” Ucapnya dengan melihat kearah Wangchu, khawatir tentu saja.. apalagi memikirkan operasi tanpa obat bius itu seperti kulit yang di sayat. Memikirkannya saja sudah membuat Nadia merinding.

Sebelum melakukan operasi terlebih dahulu Linzy memberi suntikan di lengan dan menyalurkannya ke selang infus. Linzy yang melakukannya dengan cekatan terlihat sekali bahwa ia sudah mahir atau bisa di bilang pekerjaan ini adalah hal mudah baginya.

***

1 jam telah berlalu dengan operasi yang berjalan dengan lancar. Kini lengan dan perut Wangchu telah berbalut perban, mungkin untuk beberapa hari kedepan tangan kananya tidak bisa memegang pistol untuk sementara waktu.

”Sudah selesai, untuk sementara waktu kau tidak di perbolehkan memegang pistol” ucap Linzy memberitahu,

”Untuk satu ini aku tidak bisa janji. Masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan, terlebih lagi Ludius dan Longshang tidak ada di sini, itu akan membuat musuh mudah untuk menyerang!”

”...”

Linzy yang mendengar tersebut langsung diam tanpa mengatakan apapun, ia hanya menangkupkan kedua tangannya sambil meremasnya seolah sedang menahan rasa cemas yang melanda.

”Aku tidak tahu apa yang mengganggumu Zy, tapi jika terbukti kau yang berkhianat maka kau yang pertama kali menanggung kebencian Longshang. Karena dia adalah satu-satunya pria yang sangat percaya padamu” ujar Wangchu serius dengan mata menatap Linzy tegas.

Seketika tubuh Linzy lemas bagai kehilangan separuh energinya, ia terduduk di atas kursi di samping ranjang dengan mata yang mengisyaratkan rasa bersalah. Linzy bahkan tidak berani melihat wajah Wangchu setelah pria itu mengatakan segalanya. Namun dengan cepat Linzy memperbaiki moodnya untuk menutupi rasa bersalahnya itu.

Ia beranjak dari duduknya dan membereskan semua alat medisnya, ”Aku tidak mengerti apa yang kau katakan! Aku sudah menyelesaikan tugasku. Sebaiknya aku pergi sekarang juga”

”Kau boleh pergi, tapi setidaknya jika itu benar jangan katakan apapun pada Silvia atau yang lain. Mereka sudah terlanjur percaya dan menyayangimu. Tetaplah bersikap biasa dan melaporkan apapun yang kau ketahui pada orang yang memerintahkanmu”. Ujar Wangchu.

”Terserah kau mau mengatakan apa. Aku tidak peduli..!!”. Ucap Linzy masih mengelak tegas.