Chapter 299 - 299. Aku yang tak berdaya di hadapan Takdir bag 3 (2/2)

***

Di ruang tamu Longshang masih menunggu kedatangan Linzy, ia duduk di sofa dengan kedua tangan menyangga kepalanya yang terasa berat. Ia menoleh sebentar ke arah tangga dan melihat Linzy sedang datang menghampirinya.

”Bagaimana kondisi Silvia? Apakah dia baik-baik saja?” tanya Longshang spontan,

”Silvia baik-baik saja, kau tak perlu tertekan seperti itu. Lagi pula Silvia sudah ada Ludius, kau seharusnya lebih memperhatikan kondisimu”. Tegur Linzy pada Longshang yang terlihat kelelahan,

”Aku baik-baik saja, aku hanya butuh istirahat sebentar dan kondisiku akan kembali pulih”. Sergah Longshang meski memang yang di katakan Linzy semua benar adanya,

”Terserah kau lah! Yang penting aku sudah mengingatkan. Jaga dirimu baik-baik karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang”

”Kau mengatakan itu seolah kita akan berpisah saja”, Longshang menarik lengan Linzy dan mendudukkannya di sampingnya. Dengan lembut Longshang memandang Linzy yang sudah ada di depannya. Matanya menatap serius wanita yang di cintainya.

”Dengar aku Zizy, kita sudah berpisah 5 tahun lamanya. Bagaimana mungkin aku membiarkan hal itu terulang kembali?!” ucap Longshang,

”...”, Linzy justru mengalihkan wajahnya mencoba menghindari tatapan tegas nan lembut pria yang ada di depannya.

”Mengapa kau diam Zy, kau tidak mungkin berfikiran untuk meninggalkanku kan?”

”Memang apa yang salah dengan aku meninggalkanmu Longshang! Kita sudah 5 tahun tidak bersama, jadi tidak ada salahnya kalau kita benar-benar berpisah bukan?!”. Katanya masih dengan mengalihkan pandangannya,

”Lalu untuk apa penantianku selama 5 tahun ini jika kita berpisah begitu saja?! Apakah itu yang kau inginkan Zy?”. Tegas Longshang, ia memaksa Linzy untuk memandang wajahnya dengan menekan dagunya,

”Iya..” balas Linzy dengan cepat tanpa melihat tatapan serius Longshang

”Bohong..! aku tahu kau sedang membohongi perasaanmu Zizy. Sebenarnya apa yang sedang kau sembunyikan dariku? Apakah diam-diam ada yang sedang menekanmu?”. Pertanyaan dan sikap Longshang semakin menjadi-jadi sampai dia tidak ingat sedang berada di kediaman orang lain.

”Tidak, itu murni keputusanku sendiri. Kita memang sudah tidak ada kecocokan satu sama lain, jadi berpisah adalah hal yang terbaik..” ucap Linzy dengan menyembunyikan wajahnya. Tangannya saling mengatup seakan sedang menutupi perasaan dan keadaan yang sebenarnya.

Longshang yang mendengarnya langsung melepas cengkramannya dari dagu Linzy, ia beranjak dari duduknya dan berjalan mundur beberapa langkah. ”Apa kau yakin dengan ucapanmu Zy?”., tanyanya kembali untuk memastikan

”Ya! Ini adalah keputusan yang terbaik..” jawabnya masih dengan mengepalkan tangannya menahan diri

”Baiklah jika ini yang kau mau Zy, mulai saat ini detik ini kita adalah orang asing. Tidak ada masa lalu atau masa depan, aku harap kau tidak menyesalinya..”, ucap Longshang dengan tenang meski hatinya gemetar hebat. Ia memilih pergi meninggalkan Linzy sendiri di ruang tamu yang tenang,