Chapter 286 - 286. Senja bersamamu (2/2)
”Suami bawel..! aku hanya merasa lemas, ini mungkin karena aku belum makan. Makanya cari restaurant makanan khas Korea yah suamiku..”. bujuk Silvia, dengan senyum nakalnya ia menggesek-gesek dada bidang suaminya yang terbalut jas dan kemeja.
”Kau sedang mengodaku sayang?”. Tangan kanan Ludius menyampirkan rambut Silvia yang sedikit menutupi wajah cantiknya.
”Tidak..!”. Sergah Silvia ngotot, ia mengalihkan wajahnya dengan mensungutkan bibir manisnya.
”Oh, ya sudah kalau gitu..!”. kali ini Ludius diam tidak meladeni istri stunderenya.
'Jelas-jelas menggodaku masih bisa bilang tidak dengan wajah menggemaskan seperti itu? Jika saja saat ini tidak ada Longshang dan kamu tidak dalam keadaan lemah mungkin aku sudah memanngsamu sayang..'.
Longshang yang sedari tadi diam menunggu jawaban dan justru mendengar celotehan garing ala pasangan gaje seperti mereka hanya bisa mendengus kesal. Ia yang merasa masih jomblo dalam kurun waktu yang lama sedikti tersindir dan tersudutkan harus berada di tengah-tengah kemesraan mereka.
”Sudahlah...!”. Longshang mendesah pelan lalu masuk ke dalam mobil bagian depan dan mengemudikan mobil fortuner membawanya menuju restourant yang banyak menyajikan makanan khas korea.
***
Restaurant yang mereka datangi kali ini terletak tidak jauh dari pantai dengan pemandangan senja yang dapat menghipnotis siapa saja yang melihatnya. Cukup mengesankan tempat yang Longshang cari kali ini. Longshang secepatnya memakirkan mobilnya dan bersiap untuk turun.
”Kita sudah sampai..!!”. kata Longshang dengan sedikit kesal mengingat ia jomblo seorang diri.
Sebelum Silvia dan Ludius turun, Ludius terlebih dulu melepas jasnya dan menyampirkannya di tubuh istrinya. ”Pakailah Sayang, angin malam tidak baik untuk kondisi tubuhmu apalagi kamu sedang mengandung”.
”Uhm..” Silvia tersipu malu pastinya dengan perlakuan sederhana namun hangat suaminya.
Bukankah dalam hubungan pernikahan hal kecil seperti ini yang mampu membuat sebuah rumah tangga berjalan dengan indah dan penuh makna?. Bagi Silvia, ia tidak terlalu silau dengan hal yang mewah atau sejenisnya. Namun perlakuan romantis, jahil, usil suaminya yang membuatnya tidak akan habis memberikan cintanya justru semakin besar cinta mereka karena selalu di pupuk dengan baik dan di sirami kehangatan hati masing-masing.
Meski mereka sadar bahwa kehidupan tidaklah seindah khayalan dan bunga tidur, namun mereka selalu berusaha untuk saling percaya pada hati dan cinta mereka dan tidak akan goyah dengan cobaan yang membentang di masa mendatang.
”Ayo, kita nikmati malam ini Sayang..”.