Chapter 271 - 271. Tawaran bag 2 (2/2)

Mendengar kata putra yang keluar dari mulut Daniel membuat Ludius sedikit terkejut, 'Seberapa jauh orang ini dapat menggali informasiku? Tidak boleh di biarkan atau semuanya akan berakhir!'. Batin Ludius.

”Berhentilah untuk menggali informasi orang lain tanpa izin, karena itu tidak baik Tuan!”. Ludius yang merasa cukup dengan perbiincangan mereka mengangkat Silvia dalam gendongannya. ”Terima kasih Tuan Daniel karena telah menyelamatkan Istri saya, pembicaraan kita cukup kita akhiri sampai disini. Permisi!!”. Tanpa menunggu sahutan Daniel, Ludius segera membawa Sillvia keluar dari ruangan itu.

***

Di dalam ruang rawat hanya tersisa Daniel dengan suster yang merawatnya, suster yang sejak dari tadi diam akhirnya angkat bicara. ”Tuan, apa tidak masalah membiarkan Nona Silvia dan Tuan Lu pergi begitu saja? Mereka telah mengetahui rahasia tentang penelitian yang anda kembangkan. Jika tidak membunuh mereka bukankah itu akan menjadi hambatan dimasa depan?”. Kata wanita yang saat ini berpenampilan sebagai suster.

”Shena.. kita tidak perlu terburu-buru, masih banyak hal yang dapat mereka lakukan untuk kita dimasa mendatang!. Bukankah kua sudah menyusupkan adikmu di tengah-tengah mereks?”.

”Ya Tuan, adik saya sudah berhasil menyamar dan mungkin saat ini sedang berada di antara mereka!”.

”Ingatkan adikmu untuk melakukannya dengan perlahan dan hati-hati karena Ludius adalah tipe pria yang tidak mudah untuk di kelabui!”. Kata Daniel mengingatkan.

”LaluTuan, mengapa anda rela terluka sampai menerima 3 peluru sekaligus hanya demi seorang wanita yang tak tahu terima kasih sepertinya?”. Semakin lama wanita yang saat ini berpenampilan sebagai suster menanyakan banyak hal seolah sedang cemburu.

”Kau tak perlu tahu dan ikut campur masalah ini. Wanita itu adalah urusanku! Pergi, dan lakukan pekerjaanmu!”. Usir Daniel meski ia tahu kondisinya saat ini tidak memungkinkan dirinya untuk melakukan semuanya sendiri,

Mendengar Daniel mengusirnya, wanita tersebut berdiri di depan Daniel dan bertekuk lutut di depannya. ”Tuan, saya mohon.. biarkan saya merawat anda sampai anda sembuh. Setelah itu saya tidak akan lagi ikut campur dalam urusan anda”. Wanita yang berrnama Shena ini bersimpuh demi bisa merawat Tuan yang di kaguminya.

Bisa di bilang Shena ini adalah salah satu wanita yang sangat mengagumi tuannya, bahkan mungkin bisa dibilang sudah jatuh hati dengan sikap tenang yang selalu Daniel tunjukkan di depannya. Namun di balik tenangnya sikap Daniel, dia sebenarnya adalah pria tak berperasaan yang menempatkan ambisi di atas segalanya, bahkan kelembutan hati Silvia belum tentu bisa melunakkan hatinya yang beku nan curam.