Chapter 154 - 154. Langkah selanjutnya (1/2)

Melihat Zain yang sudah ada di belakangnya, Silvia langsung berdiri dan menatapnya. ”Zain.. Bagaimana kamu bisa ada disini?”.

”Silvia, jawab dulu pertanyaanku! Siapa pria ini? Apakah kamu lupa, suamimu memerintahkan aku untuk mengawalmu. Tentu saja kamu saat ini ada di bawah pengawasanku!”. Zain melirik kearah Hanson dengan sinis, seakan menunjukkan ketidak sukaannya pada Hanson.

Hanson yang melihat lirikan Zain yang sinis menjawab lirikannya dengan sebuah perkataan yang pedas. ”Hei kau! Kamu hanya seorang bodyguard, tidak seharusnya kamu bersikap kasar pada Tuanmu dan orang yang di temuinya”.

Zain yang mendengar perkataan pedas Hanson mengerutkan kening dan menunjukkan kekesalannya pada Hanson. Dia mencekal pergelangan tangan Silvia. ”Ayo kita pergi!”.

Silvia melepas cekalan tangan Zain . ”Kalian..! Bisakah kalian diam! Aku kemari untuk makan dan menemui temanku, Tapi kalian justru merusak moodku. Keluar kalian!”. Tegasnya. Silvia kembali duduk dan melanjutkan makannya. Dia memperingati Lingling untuk tidak memperdulikannya. ”Lingling, maaf.. Sudah lama kita tidak bertemu, kamu justru melihat hal yang memalukan. Kita teruskan saja makan siang kita dan abaikan mereka”.

Melihat sikap acuh Silvia membuat Hanson dan Zain berhenti berbicara. Mereka memilih duduk di meja yang sama di samping Silvia.

”Silvia.. Sepertinya Hanson masih memiliki perasaan padamu. Apakah kamu tahu, setelah dia mengenalmu selama 2 tahun ini dia tidak memiliki hubungan atau skandal apapun dengan wanita lain. Ah.. Aku benar-benar iri padamu! Sudah memiliki suami tampanpun masih di kejar pria seperti Hanson”. Bisik Lingling di tengah makan siang mereka.

”Kamu terlalu berlebihan, pria yang hanya bisa beradu mulut seperti mereka dimana bagusnya. Lingling, kamu terlalu berlebihan!”. Sergah Silvia.

Hanson yang merasa dirinya sedang di bicarakan tersenyum dan memandang Silvia yang sedang menyantap makanannya. Zain yang terus mengawasi gerak gerik Hanson masih menaruh curiga dan kesal atas perlakuannya terhadap Silvia.

”Hati-hati dengan pandanganmu Tuan, ingat masih ada aku yang terus mengawasimu!”. Ancam Zain dengan nada lirih.

”Dasar stalker, apa kau tidak sadar sikapmu sudah berlebihan?. Apa jangan-jangan kau juga memiliki perasaan terhadap Silvia?”. Balas Hanson tepat di telinga Zain.

Seketika Zain terdiam. Dia menatap balik Hanson dengan tegas. ”Kau tidak perlu tahu apa hubunganku dengan Silvia, yang perlu kau ingat adalah jangan sekali-kali kau dekati Dia. Karena kau tidak akan sanggup menanggung akibatnya”.

Setelah menyelesaikan makan siang bersama Hanson meninggalkan tempatnya. Karena Silvia sudah lama tidak bertemu Lingling, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi jalan-jalan sebentar mengelilingi kota di ikuti Zain.