Chapter 122 - 122. Mengunjungi Panti (1/2)
”Karena Kakak ipar sudah datang aku tidak ingin mengganggu kalian. Jadi sepertinya aku juga harus pergi ”. Kata Wangchu yang menemani Ludius rapat.
”Kamu pergilah. Tapi ingat! Aku akan menyeretmu jika sampai melihatmu berada di Bar itu lagi! ”. Ancam Ludius dengan menatap tajam Wangchu.
Wangchu dengan lagaknya yang kekanakan menghampiri Silvia. ”Kakak ipar, tolong aku. Boss Lu mengancamku ”. Rengek Wangchu pada Silvia dengan tatapan berbinar.
”A.. Ha.. Ha... Kalian berhentilah bercanda. Lagi pula apa yang kalian lakukan tadi malam? ”. Tanya Silvia yang masih penasaran dengan apa yang dilakukan Ludius hingga dia pulang dalam keadaan setengah sadar.
”Lupakan Sayang, lebih baik kita cepat pergi dari sini. Adakah tempat yang ingin kamu kunjungi sebelum kita kerumah Ibu? ”. Tanya Ludius mengalihkan pembicaraan.
”Bisakah kita kepanti? Sudah lama kita tidak kesana dan aku merindukan anak-anak panti ”.
”Baiklah.. Keinginanmu adalah sebuah titah bagiku Permaisuriku”. Bisik Ludius dengan tatapan yang mendalam.
Ludius menggandeng Silvia keluar dari hotel, dan membawa Silvia kemobil yang dipakai Silvia, karena semua bingkisan ada di mobilnya. Sesekali Ludius berjalan dengan tatapan yang teralihkan, Seperti sedang memikirkan sesuatu. Silvia mengambil kunci dan memberikannya pada Ludius, Dia bahkan membukakan pintu dengan wajah dinginnya.
”Ludius, apa kamu sedang dalam masalah, mengapa kamu diam seribu bahasa? Sebenarnya apa yang sudah kamu bahas dengan Wangchu di ruang pertemuan tadi?. Atau jangan-jangan kamu marah karena aku tidak sengaja bertemu Zain? ”. Tanya Silvia lirih yang sudah didalam mobil bersama Ludius.
”Aku tidak sedang memikirkan hal seperti itu. Kamu berfikir terlalu berlebihan ”. sepertinya timmingnya tidak pas dan justru membuat Ludius semakin dingin. Dia tidak menjawab pertanyanan Silvia dan terus memegang kemudi membawa mereka dalam kesunyian selama dalam perjalanan.
Waktu terasa begitu lambat saat sikap Ludius begitu dingin, bahkan serasa berhenti berjalan. Mobil telah berhenti di depan Panti Asuhan, pengasuh Panti Ibu Weni dan anak-anak menyambut kedatangan mereka. Silvia menyapa Ibu pengasuh, disaat Ludius ingin ikut serta menyapa justru anak-anak panti menariknya dan meminta Ludius menemani mereka bermain.
”Silvia.. Kamu berbicaralah dengan Ibu Pengasuh. Aku akan menemani mereka bermain ”. Kata Ludius, Silvia menoleh kebelakang dan melihat wajah dingin Ludius sudah mulai mencair .
”Silvia, lama tidak bertemu. Ayo.. Masuk nak.. Ibu dengar kamu sudah menikah dengan Tuan yang bersamamu 2 tahun yang lalu ”.
”Ibu Pengasuh memang mendengar berita yang benar, kami telah menikah di China. Dan akan mengadakan resepsi juga di Indonesia karena permintaan Keluarga Al Farezi ”.
Ibu Weni mengantar Silvia masuk kedalam rumah. ”Silvia, Ibu turut senang mendengar Keluarga Al Farezi menyambut baik pernikahan kalian. Ibu juga memahami bagaimana hubungan kalian yang terputus dengan keluarga Inti ”.