Chapter 98 - 98. Ludius, aku harap kau tidak sedang menyembunyikan sesuatu dariku.. (1/2)
Mobil telah terparkir didepan rumah, Ludius turun dan membukakan pintu seperti biasa tanpa bertanya apapun. Silvia keluar dari mobil, ingin sekali dia bertanya beberapa hal. Tapi melihat Mood Ludius yang sedang tidak baik membuat Silvia bimbang.
”Sayang, ada apa denganmu, Mengapa wajahmu terlihat pucat? Apa kamu sedang kurang sehat?”. Tanya Ludius yang menyadari sikap bimbang Silvia.
”Ah.. Tidak ada, hanya ada sedikit hal yang mengganggu fikiranku. Ohya.. Ludius, tadi telefon dari siapa? Sepertinya penting sehingga kamu begitu kesal”.
”Tidak penting, hanya masalah pekerjaan. Berhubung ini hampir petang, lebih baik kita masuk. Kamu istirahatlah! Aku masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan malam ini”.
Mereka masuk bersama kedalam rumah. Keadaan ruang tamu sunyi, mungkin sedang berada dalam kamar masing-masing. Ludius mengantar Silvia menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya.
”Istirahatlah! Jangan fikirkan apapun, kamu harus menjaga kesehatanmu sampai hari itu tiba. Tenanglah! Tidak ada lagi yang akan mengganggumu” Ludius segera pergi dari kamar Silvia, tapi Silvia menarik ujung lengan kemeja Ludius dan membuatnya berhenti.
”Bisakah kamu duduk disini sebentar saja?”. Pinta Silvia lirih dengan wajah tertunduk.
Ludius membalikkan badan dan duduk di atas ranjang. Dia menatap Silvia yang masih menunduk, dia memegang janggut Silvia dan mengangkat wajahnya. ”Apa ada yang salah Sayang, sepertinya sedari tadi kamu sedang memikirkan sesuatu?”.
Perkataan LiThian sangat mengganggu fikiran Silvia. Dia ingin sekali bertanya dan memastikan apa yang dikatakan LiThian. Tapi justru yang ada Silvia merasakan sedikit takut untuk mempertanyakannya.
”Ludius, Aku harap kamu sedang tidak menyembunyikan apapun dariku. Entah mengapa perasaanku tidak enak sejak tadi. Setiap orang memiliki privasi masing-masing dan aku menghargai itu. Terima kasih sudah datang dan menolongku. Aku tidak tahu kalau LiThian akan melakukan hal senekad itu”.
Ludius memeluk Silvia dengan lembut ”Aku tidak tahu apa yang kamu dengar dari LiThian hingga membuatmu berfikir keras seperti ini. Tapi, Apapun yang terjadi aku tidak akan pernah meninggalkanmu”. Ludius melepas pelukannya dan berjalan keluar.
Silvia melihat dua cincin yang melingkar di jari manis dan telunjuknya. Sesaat Silvia teringat sesuatu ”Senjata Nuklir.. Jika yang dikatakan LiThian benar, Peneliti Sains bertemu dengan Ludius pasti ada hubungannya dengan senjata nuklir yang hanya diketahui oleh ku, Ludius dan Kakak Lian. Tapi bagaimana LiThian bisa mengetahui rahasia sebesar itu? Apakah ada orang dalam yang memberi akses secara diam-diam padanya?”. Silvia menyangga keningnya yang tiba-tiba terasa berat. ”Tuhan.. Mengapa Engkau membuat bimbang hatiku di hari-hari menjelang Pernikahan? Apakah ada hal yang harus aku ketahui sebelum memulai semuanya?. Huft… sudahlah, segala sesuatu pasti akan terlihat pada waktunya ”. Silvia berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan bersiap untuk beribadah.
Di ruang kerjanya Ludius mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada WangChu.