Chapter 94 - 94. Fitting Gaun Pengantin (1/2)

Ludius yang hanya mengandalkan insting dan pengalaman menerobos keluar dari Gedung yang sudah di kepung oleh musuh. Dia membawa Silvia melewati setiap ruangan dengan hati-hati.

Dor.. Dor.. Dor..

Mendengar suara tembakan dari arah samping secepatnya Ludius menghindar dan berhasil lolos dari peluru yang hampir mengenai tubuh Silvia. Karena setiap dari mereka memiliki senjata api, Ludius lebih memilih menghindar dan jalan untuk keluar.

”Sayang, tetap tutup matamu. Ini bukanlah hal yang pantas untuk kamu lihat”.

Ludius terus berjalan menyusuri ruangan untuk bisa keluar dari Gedung Grand Lunch. 'Jangan samakan aku dengan yang dulu. Dulu aku bertarung untuk sebuah ambisi dan kemenangan,Tapi kini aku bertarung untuk menjaga dan hidup bersama orang yang aku cintai'. Batinnya.

Dari arah depan 2orang menghadang dan menyerang dengan memukul secara bersamaan. Dengan cepat Ludius berjalan mundur untuk menghindar pukulan mereka.

”Angkat tangan kalian!”. Gertak WangChu yang datang bersama beberapa anggota.

Ludius lega WangChu datang disaat yang tepat, jika WangChu telat sedikit saja maka akan terjadi pertumpahan darah yang akan berakhir pada sebuah kematian. Ludius berjalan kearah luar dimana WangChu berada.

”Sisanya aku serahkan padamu. Tangkap mereka, bawa mereka ke markas serta interogasi siapa yang memerintahkan mereka untuk menghabisi Nyawaku. Ingat! Sebisa mungkin hindari pertumpahan darah”.

Ludius keluar dengan Silvia masih didalam pelukannya. ”Sayang aku akan mengantarmu pulang. Istirahatlah dan tenangkan fikiranmu. Aku tidak ingin wanita cantikku ini jadi keriput di Pesta Pernikahan nanti”.

”Oh.. Jadi kalau aku keriput kamu tidak jadi menikahiku? Dasar pria dimanapun sama saja! Turunkan aku!”. Silvia turun dari gendongan Ludius dan berjalan kearah mobil dengan sikap merajuk.

Ludius yang berada di belakangnya hanya bisa terkekeh melihat sikap manja calon istrinya itu.

”Maafkan aku Sayang, aku kan hanya bercanda. Mau kamu keriput atau buruk rupa sekalipun aku tetap mencintaimu.  Lebih baik kita ke butik untuk fitting Gaun pernikahanmu, aku ingin melihatmu memakai Gaun Pengantin secepatnya”. Bisik Ludius yang berada di cek belakang Silvia.

Silvia yang baru saja gemetar dan ketakutan, mendengar rayuan dan kata-kata manis Ludius berubah menjadi sebuah debaran dan perasaan malu.

”Baiklah, kita akan fitting Gaun sekarang”. Balas Silvia lirih.

Ludius dan Silvia pergi salah satu Butik ternama di kota Shanghai. Disana berbagai macam Gaun Pernikahan dari model adat sampai Gaun Pengantin modern tersedia.  Dengan mengendarai mobil Ferrari kesayangannya, Ludius membawa Silvia yang masih kesal dengan terus menatapnya sepanjang jalan.

”Perhatikan jalannya, Apa Tuanku ini sudah tidak sayang nyawa? ”. Kata Silvia ketus.

”Aku tidak Sayang nyawa, tapi Sayang kamu”. Jawab nya jahil.

”Tolong Tuan Mesum, jadi orang bisa serius sedikit tidak?. Aku bicara serius kamu menjawabnya seperti itu! Ya Tuhan.. Dunia ini sungguh aneh, masih ada Pria yang tidak hanya mesum tapi jahilnya kelewat batas! Lebih aneh lagi, kenapa aku bisa tertarik pada pria aneh sepertimu?”.

Ludius yang melihat Silvia menggerutu dengan wajah kesalnya itu hanya bisa tersenyum menahan tawa,

”Sayang, lama-lama kamu seperti Nyonya muda yang sedang marah pada Tuan Muda. Sepertinya setelah aku menikah denganmu harus siap dengan ocehanmu setiap hari. Bahkan burung Kakak tua tidak secerewet dirimu”.

Tanpa mereka sadari mobil telah sampai didepan di depan Butik. Para pegawai sudah menyambut di depan pintu, mereka seperti mendapat kehormatan karena dapat melayani Tuan Ludius.

Ludius memarkirkan mobilnya, sebelum turun  Dia membelai wajah Silvia dengan lembut.