Chapter 78 - 78. (1/2)

78 Mengetahui Masa Kecilmu. Sedikit kenangan..

Perlahan Ludius membuka mata indahnya, dia bahkan tersenyum karena Silvia adalah orang yang pertama kali dia lihat.

”Apa kamu masih marah Sayang? Sehingga kamu memanggilku Tuan mesum?”. Tanya nya samar dengan senyum jahil.

”Stop..! Jangan panggil sayang.  Dan emangnya kenapa kalau aku panggil kamu Tuan mesum. Apa-apaan itu Kamu terluka tapi masih bisa menggoda ku?  Aku jadi tidak yakin kalau kamu benar-benar terluka”. Kata Silvia merajuk.

Ludius mencoba untuk duduk, Silvia yang melihat menahan tubuhnya agar tetap tertidur dan tidak memaksakan duduk.  ”Jangan paksakan dirimu, kamu baru saja melewati masa kritis.  Tidur..! ”. Perintah Silvia.

”Sayang, Apa kamu sangat merindukan ku hingga membuatmu marah seperti ini?. Bagaimana kalau aku membayarnya dengan 1 ciuman?”. Goda Ludius.

”Setiap inci anggota tubuhku itu sangat mahal.  Mana mungkin kamu  yang sekarang bisa membayarnya..!”.  Silvia berkata dengan memalingkan wajah seolah sedang merajuk.

Melihat Silvia terus merajuk, Ludius tidak tahan melihat gemas nya tingkah Silvia dan menarik Silvia ke arah samping tubuhnya dan memeluknya .

”Ternyata Nyonya Ludius masih marah ya..  Baiklah, 1 tubuhmu aku akan membayarnya dengan 1 surat nikah Bagaimana? Apa itu cukup untuk mengganti kesalahanku padamu?”. Tanya Ludius masih dengan kejahilan nya.

Silvia yang mendengar tersentak ”Eh..  A.. Barusan kamu bilang apa?, aku tidak dengar.. ”.  Katanya dengan malu-malu.

Ludius tersenyum senang melihat orang yang dia cintai malu-malu mendengar pernyataannya.

”Sayang..  Kamu adalah milik ku. Kamu mau mendengarnya berapa kali pun aku akan tetap mengatakannya kalau aku sangat mencintaimu”.

”Bohong..! Jangan membicarakan soal cinta kalau kamu masih senang bermain dengan wanita bahkan kamu menciumnya tanpa rasa malu didepanku”. bantah Silvia, Walau kini dia sedang berada di pelukan Ludius, Silvia masih ingin merajuk hingga membuat Ludius mengatakan perkataan yang dia inginkan.

”Maafkan aku Sayang, It's OK..!  Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu percaya kalau itu hanya bagian dari sebuah rencana? ”.

”Jangan bertanya, aku tidak akan memberitahumu”. Jawab Silvia dengan memalingkan pandangannya dari Ludius.

Ludius tersenyum dan semakin jatuh hati pada gadis kecil nya yang manja.  Dia mengecup kening Silvia tanpa melepas pelukannya.

”Sudah 2 tahun tidak bertemu, ternyata kamu jadi semakin manja ya.. Aku tidak akan pernah meninggalkan mu Sayang. Maafkan aku selama 2 tahun pergi tanpa kabar, Dan justru datang padamu hanya membawa luka”. Perkataan Ludius terdengar serius.

Silvia yang mendengar justru menangis dalam pelukan Ludius.  ”Dasar Tuan mesum, bodoh.. Mengapa kamu melakukan itu, Mengapa kamu menanggungnya seorang diri?. Apa aku masih belum bisa kamu percayai?”. Katanya terisak.