Chapter 71 - 71. (1/2)

Pagi ini Silvia mengendarai mobil milik Ludius dan di belakangnya sudah ada mobil milik Jason yang mengikuti dibelakang. Jason berniat membawa Silvia ke sebuah Restaurant yang sedikit membuatnya terkenang masa lalu.

Sesampainya di Restaurant Garden, dimana mereka pernah mengukir sedikit kenangan saat bersama membuat Silvia tertegun.  Mereka masuk kedalam, dan terlihat sebuah gubug dengan hamparan berbagai bunga di depan mereka. L

Jason menarik kursi untuk Silvia ”Silahkan duduk Nona Silvia, makanan apa yang ingin Nona pesan?”. Tanya Jason dengan senyuman.

” Apapun seperti yang Tuan Jason pesan”. Jawab Silvia sekenanya.

”Pelayan.. Siapkan makanan terbaik kalian”. Panggil Jason pada pelayan.

Mata Silvia masih memandang kehamparan Bunga yang begitu indah. Masih teringat jelas seorang Ludius yang selalu membawanya kesebuah taman dengan hamparan bunga. Didepan matanya terlihat bunga Plum kesukaannya.

”Apakah Nona sangat menyukai bunga?”. Tanya Jason yang membuat Silvia tersadar dari diamnya.

”Taman, berbagai macam bunga dan terutama bunga Plum.  Iya..  Aku memang sangat menyukainya, mereka mengingatkanku dengan masa lalu. Tapi itu hanya masa lalu, saat ini aku lebih memilih mengembangkan Perusahaan agar lebih stabil. Sejak kepergian pemilik Perusahaan TangShi yang tidak bertanggung jawab. Perusahaan sempat mengalami fase sulit”.

”Nona Silvia adalah seorang wanita yang tegar, siapapun pasti akan jatuh hati pada Nona”. Puji Jason.

Pelayan datang membawa beberapa menu makanan yang pernah mereka pesan.

'Apa orang ini sengaja menguji kesabaranku? Membawaku ke sebuah kebun, sekarang makananpun persis seperti apa yang biasa kita makan. Siapa sebenarnya kamu? Ludius atau Jason?'. Batin Silvia.

Dia mulai kesal melihat semua hal yang berhubungan dengan Ludius. ”Apa sebenarnya maumu Tuan Jason?. Aku sudah bersabar sejak pertama kali kita bertemu. Kamu Ludius bukan?”.

Jason yang mendengar perkataan Silvia sempat terhenyak dan tersenyum. ”Nona Silvia, Siapapun aku.. Kamu sendiri yang memutuskan. Ada banyak hal yang tidak bisa kita katakan walau itu ingin. Silahkan dinikmati hidangannya Nona”.

”Jadi hanya itu jawabanmu. Aku tidak mempermasalahkan berapa banyak waktu yang kuhabiskan untuk menunggu.  Aku terima seorang Jason atau Ludius bersama wanita lain dan bahkan mengatakan rindu padanya. Tapi aku hanya manusia biasa yang memiliki batas kesabaran. Mau sampai kapan kamu akan seperti ini?”.

Silvia berkata tanpa memandang Ludius, sedikit rasa kecewa, putus asa dan rindu. Dia bahkan tidak tahu apa yang dirasakannya saat ini.

”Nona Silvia, apa setiap tindakanku belum bisa mewakilinya?. Apa sebuah pernyataan itu penting dalam sebuah hubungan?”. Jason menghela nafas.  ”Pemikiranku tentang Nona ternyata terlalu tinggi. Gadis kecil yang dulu polos dan lugu, kini telah berubah menjadi wanita yang memiliki pemikiran realistis. Aku salah telah mengharapkan lebih dari seorang Nona Silvia”.

Silvia yang masih belum mengerti, mengapa sekarang dia merasa kalau dia yang bersalah. Jelas-jelas Ludius yang pergi begitu saja dari sisinya. 'Sebenarnya apa yang salah denganku dan perkataanku? Mengapa dia mengatakan hal yang menyakitkan seperti ini. Sekarang seolah aku yang bersalah'. Batin Silvia.