Chapter 139 Dia memang baik, tapi aku tidak (1/2)
Gina da si kembar masih berada di rumah sakit. Dia baru di perbolehkan pulang esok hari. Keluarga Yudha dan Gina sudah pulang karena Yudha tidak mengizinkan mereka untuk menginap di rumah sakit.
Yudha tidak pernah meninggalkan Gina, dan pekerjaannya di kantor untuk sementara ini diserahkan kepada Hendri.
Hendri yang sibukpun semakin kewalahan dengan pekerjaan Yudha yang selalu menumpuk ” Tuan tidakkah kamu membiarkan aku untuk berkencan dengan tenang sehari saja.. hiks hiks hiks ”Hendri menangis di kantor dalam tumpukan dokumen yang harus diperiksanya.
Sedangkan dirumah sakit Yudha tengah memanjakan sang istri
” Apa kamu sudah merasa lapar? Aku sudah menyiapkan bubur untukmu! ” Yudha membawa semangkuk bubur di tangannya dan duduk di hadapan Gina
” Buka mulutmu! ”
Pinta Yudha yang hendak menyuapi sang istri, tapi Gina malah memicingkan mata melihatnya
” Sayang, aku ini habis melahirkan dan perutku yang di jahit, bukan tanganku. Aku masih bisa makan bubur ini sendiri! ”
Gina berkata dengan lembut disertai senyum di wajahnya
” Tidak, biarkan aku yang melakukannya. Aku ingin menyuapi mu. Aku ingin selalu memanjakan mu! Jika perlu aku akan melakukan semuanya untukmu! ”
Wajahnya yang tampan dan berseri, disertai senyum yang menawan bagaikan matahari pagi yang memberikan kehangatan juga cahaya dalam hidup Gina. Setelah kegelapan yang selama ini Gina rasakan, Yudha lah yang menjadi penerang untuknya yang menuntun jalan di depannya. menyinari hidupnya juga kedua buah hati mereka. Dialah tujuan akhir hidup Gina setelah perjalanan panjang. Meskipun orang lain mengatakan Yudha bagaikan gunung es yang tak bisa disentuh, tapi bagi Gina yudha bagaikan matahari yang selalu memberikan kehangatan.
Gina terus menatap Yudha dengan pesonanya. Hingga suara ketukan pintu menyadarkan Gina dari lamunannya.
Tok tok tok..
Ceklek
Mereka pun menoleh secara bersamaan ke arah pintu, dilihatnya Steven dan Mario yang datang berkunjung
” Hai bro, selamat karena kalian sudah memiliki buah hati sekarang ” Kata Mario yang baru saja masuk di ikuti Steve yang berjalan di belakangnya
” Dan kamu,, harus bersikap lebih lembut dan dan pemaaf mulai sekarang! ” Kata Steve sambil menunjuk Yudha. Gina hanya tersenyum sedangkan Yudha mengangkat bahu sambil berkata dengan tenang ” Entahlah, mungkin selama tidak melukai atau menyakiti keluarga ku, aku masih bisa mempertimbangkannya. Tapi jika sudah melewati batasku. Aku tidak bisa menjamin apa yang akan terjadi ”
” Ish, sungguh pria yang satu ini.... Benar - benar tidak ada belas kasihnya sama sekali ” Mario berkata dengan nada mengejek tapi Yudha hanya diam saja dan terlihat tidak merubah ekspresinya sama sekali
” Waah, anak - anakmu sungguh lucu. Bolehkan aku menggendongnya? ”
Steve bertanya tanpa menoleh kearah Yudha. Dia terus saja menatap kedua bayi bergantian