Chapter 120 Kesedihan Yudha (1/2)

Istri Manja Tuan Kusuma Eli 18210K 2022-07-20

Beberapa hari pun berlalu Gina sudah tidak pergi ke kantornya. Dia selalu ikut bersama dengan Yudha..

” Sayang, apa kamu lelah? Tidakkah sebaiknya kamu tinggal dirumah saja? Wajahmu pucat sekali. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu juga calon bayi kita! ”

Yudha memandang dengan khawatir pada sang istri yang sekarang ini tengah duduk disampingnya.

” Aku tidak apa. Aku hanya tidak ingin jauh - jauh darimu. Jika aku hanya dirumah saja. Itu berarti aku tidak bisa melihatmu pada siang hari ” Gina berkata dengan bibir cemberut dan sikap manjanya

” O iya sayang. Menurutmu apa ada sesuatu antara Nadia dan Jimny? Sepertinya aku melihat tatapan berbeda di mata Jimmy. Apa menurutmu dia menyukai Nadia? ” Gina menopang dagu dengan sebelah tangan dan menoleh pada sang suami

” Entahlah, jika itu benar ku harap mereka bisa menemukan kebahagiaan mereka ” Yudha mengangkat bahu dan bagian bawah bibirnya secara bersamaan

” Ku harap juga seperti itu. Tapi Jimmy masih memiliki sebuah masalah. Dia masih belum bisa mengambil kembali perusahaan dan segala kekayaan yang diambil oleh pamannya. Apakah kita harus membantunya? ”

Yudha hanya tersenyum santai menanggapi pertanyaan sang istri. Kemudian dia berkata ” Biarkan dulu saja. Nanti baru kita bantu dia. Sekarang aku ingin kamu fokus pada kehamilan mu, jaga diri mu juga calon bayi kita. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada kalian! ” Gina mengangguk dan tersenyum

” Hari ini kita akan pulang ke rumah utama. Kamu tidak lupa kan sayang? ”

” Tentu aku tidak lupa sayang! ”

-------------

Yudha dan Gina sudah tiba dirumah utama

” Kakek, nenek, bagaimana keadaan kalian? Apa kalian baik - baik saja? ”

Gina menyapa kakek dan nenek Yudha dengan hormat

” Kami baik - baik saja nak. Bagaimana dengan mu dan calon cicit kami? ” Julia memeluk Gina penuh kasih sayang, lalu mengelus lembut perut Gina

” Aku baik nek. Dimana kakek? Apa dia pergi memancing? ”

” Aku disini cucuku!

Apalah dayaku ini yang tidak memiliki teman memancing. Teman - temanku bisa menghabiskan waktu mereka bersama cucu atau cicitnya. Sedangkan aku, cucuku satu - satunya ini super sibuk, tapi tidak akan lama lagi ada cicitku yang akan aku ajak main. hahaha! ”

Mereka pun tertawa meskipun candaan kakek Wijaya tidak ada yang lucu sama sekali.

” Sudahlah ayo masuk. Yudha bawa istrimu ke kamar terlebih dahulu. Nanti akan nenek panggil saat makan malam sudah siap! ”