Chapter 82 Menjelang gala diner (1/2)
” Riko, sampai kapan kamu akan bersikap dingin padaku?
Sekarang aku sudah menjadi istrimu, tapi kamu sama sekali tidak memperhatikan aku ”
Siska yang kesal berteriak kepada Riko
” Sudahlah, bukankah kamu menginginkan pernikahan?
Sekarang kita sudah menikah, kamu mau apa lagi? ”
Riko bersikap acuh tak acuh terhadap Siska setelah mereka menikah.
” Kamu sungguh keterlaluan Riko! ”
Siska berteriak dan meninggalkan Riko menuju kamar mereka
Tak lama ayah Riko datang dan menghampiri putranya yang sedang duduk sendiri di ruang keluarga
” Riko, bagaimana dengan masalh keluarga kita? kenapa harga saham kita tidak kunjung membaik, padahal dana dari keluarga Siska telah diberikan ke perusahaan kita? ”
Ayah Riko mulai putus asa dengan harga saham yang terus mengalami penurunan
” Entahlah yah, aku sudah mencoba semua cara untuk menstabilkan saham perusahaan. Sekarang kita tidak bisa melakukan apa-apa lagi dan dalam beberapa hari lagi kita akan dinyatakan bangkrut ”
Riko berkata dengan menundukkan kepala dan berwajah sedih
” Sepertinya memang sudah tidak ada jalan lagi. Perusahaan kita sepertinya tidak akan bisa diselamatkan kali ini ”
Riko dan ayahnya mulai pasrah dengan keadaan.
Riko duduk termenung di sofa kamarnya. Siska datang dan duduk disebelah Riko.
” Kenapa kamu begitu murung?
Saham perusahaan mu masih belum stabil? ”
Siska bertanya dengan lembut
” Kami sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam beberapa hari, perusahaan ku akan dinyatakan bangkrut ”
Riko menundukkan kepala dan berkata dengan suara lemah
” Sudahlah, kamu kan bisa membantuku di perusahaan. Aku sudah memutuskan akan memegang kendali perusahaan Atmaja dan berhenti dari dunia hiburan ”
Riko menoleh dan menatap Siska dengan heran
” Kamu benar - benar akan berhenti jadi model? ”
” Iya, aku sudah memutuskan untuk berhenti dan selalu berada disisi mu. Aku ingin memperbaiki hubungan diantara kita berdua. Aku ingin kita bisa seperti dulu lagi. Aku ingin selalu menghabiskan waktuku bersamamu ”
Siska berkata lembut dengan bersandar dibahu Riko
” Seandainya dulu kamu mengambil keputusan itu. Aku akan sangat bahagia, tapi sekarang semuanya terasa percuma. Karena perasaan ku padamu sudah hilang, saat kamu terus menerus membuat ku kecewa ” Pikir Riko. Wajahnya menampakkan kesedihan dan kekecewaan yang mendalam.
Di kediaman Kusuma mereka sedang berkumpul mempersiapkan gala dinner yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi.
” Gina, kapan kakek dan ibumu akan datang kemari? ”