Chapter 29 Tiba giliranku bersenang-senang (1/2)
” Apa yang kamu miliki untuk bernegosiasi denganku? Jika itu menarik maka akan kupertimbangkan”
”Aku memiliki Setifikat tanah panti asuhan. aku ingin kamu menutup kasus untuk masalah ini dan menukarnya dengan panti asuhan itu”
Siska menunjukan sertifikat tanah itu pada Gina
Gina hanya meliriknya saja sambil mengerutkan kening.
”Apa kamu yakin itu sesuatu yang penting? Masalahnya dengan adanya Yudha disampingku aku bisa memiliki panti asuhan manapun yang aku mau”
”Tega sekali mereka ingin menjadikan panti asuhan sebagai alat penawaran. Awas saja nanti”. pikir Gina
”Bagaimana ini?
kenapa dia tidak terpancing. ekspresinya begitu tenang” aku tidak bisa menebak pikirannya. Gumam siska yang mulai panik
”Kamu tidak dalam posisi untuk bernegosiasi denganku Siska. Dan mulai sekarang jangan pikir kamu bisa mengancamku!”
Gina berdiri dan hendak pergi dari restoran.
”Ini baru permulaan Siska. Kamu sudah lama bersenang-senang denganku. Sekarang tiba giliranku untuk bersenang - senang denganmu”
Gina berkata dengan senyum sinis tanpa membalikkan badan dan pergi meninggalkannya menuju rapat pemegang saham
Diruang rapat semua pemegang saham sudah berkumpul hanya 1 kursi saja yang kosong
”Kemana Pak Frans? bukankah kita sudah memberi tahunya akan ada rapat mendadak?”
Arin mencari tahu salah satu pemegang saham yang belum hadir
Tok tok tok
Pintu diketuk dan Gina masuk bersama asistennya Risti dan 2 orang pengacaranya.
”Maaf saya terlambat!”
Gina melenggang duduk dikursinya sambil tersenyum
”Apa yang kamu lakukan disini?
Arin begitu kesal dan bingung melihat Gina datang
”Bukankah kita ada rapat dewan direksi sekarang?
aku disini sebagai salah satu pemegang saham mewakili perusahaan Kusuma ”
Gina menoleh ke arah Risti mengisyaratkan untuk menujukkan surat kepemilikan saham.
Ristipun menunjukan dokumennya kepada Arin.
Wajah nenek tua itu membeku. Tak bisa berkata apa-apa.. Hanya ekspresi kesal dan marah yang jelas terlihat diwajahnya
”Mari kita mulai saja rapatnya, jangan membuang banyak waktu”
Gina berbicara dengan aura pemimpinnya