Chapter 11 Undangan pertunangan (1/2)
Gina pergi ke mall bersama bi Yatni, dia berkeliling mencari hadian untuk ibu juga kakeknya..
”Nyonya,, kita akan kemana lagi?”
”Kita kesebelah sana,, disana ada tempat penjualan benda antik,, kakek sangat menyukainya, kita juga akan membeli beberapa vitamin”
”Baik nyonya,,”
Mereka berjalan mengelilingi toko, sampai pandangan Gina beralih pada sebuah guci cantik yang sepertinya berusia ratusan tahun..
”Bi apakah guci ini cantik?
sepertinya kakek akan menyukai guci ini!”
”Iya nyonya, biar saya urus pembayarannya”
Bi Yatni antri untuk mengurus pembayaran guci itu, sedangkan Gina duduk di kursi tunggu sambil membaca majalah..
Disisi lain Siska juga ada di mall ini dan hendak mencari hadiah untuk calon ibu mertuanya. Dia ditemani dengan Amara, sepupu Riko.
”Siska coba lihat guci ini, cantik sejali bukan. Bibi pasti akan sangat senang jika kamu memberikan guci ini sebagai hadiah!”
”Apakah begitu?”
”Tentu saja” Amara mengangguk dan memanggil pramuniaga. ”Tolong yang ini”
”Maaf nona, guci ini saya duluan yg pesan, lebih baik nona mencari barang lain saja” kata bi Yatni
”Tidak bisa, toh kamu belum membayarnya”
kata Amara dengan nada kesal
Ginapun menoleh kearah keributan. Dia mengenal suara itu. Dia hanya tersenyum sinis memperhatikan.
”Tapi saya sedang melakukan proses pembayaran nona”
”Sis,, kamu harus dapat guci ini, ibu mertuamu akan sangat menyukainya!”
”Maaf, bisakah saya memiliki guci ini?
saya akan bayar 2x lipat”
”Maaf tidak bisa”
”Kalau begitu 5x lipat”
”Maaf tetap tidak bisa, mas tolong cepat sedikit ya!”
Siska hendak pergi dari situ hingga langkahnya terhenti melihat Gina yang duduk dikursi. Diapun menghampirinya
”Kakak,,,”