Chapter 41 episode 41 (1/2)

” kamu gak lagi bercanda kan ”, elak Zira menutupi kegugupannya nya .

” Nggak aku serius , aku menyukai mu dari hari pertama kita bertemu , melihat mu dengan Naura perasaan ku sangat nyaman , aku terus memikirkan kamu ” , fiko menjelaskan semuanya .

Zira masih bertempur dengan jantung nya yang super duper kencang , Zira tidak bisa berkata - kata , ntah setan apa yang menutup mulutnya , Zira yang biasanya bawel hari ini bisa diam seribu bahasa .

” Aku tau ini adalah hari kedua kita bertemu , terlalu cepat untuk ku mengungkapkan perasaan ku padamu , tapi aku tidak bisa menutupi nya , aku ingin kamu tau tentang perasaan ku ” , ucap fiko .

Zira masih saja tidak bisa berkata - kata .

Apa seperti ini perasaan seseorang ketika di tembak cowok , ya Allah mimpi apa aku tadi malam , seumur - umur belum pernah ada yang menembak ku , dan hari ini seorang pangeran mengungkapkan perasaannya kepada ku , aku harus gimana , masak aku harus bilang wow gitu , batin Zira .

Zira melirik jam di tangan nya , teng nong waktu menunjukkan jam 6 sore , otak Zira berputar keras .

Aduh aku harus pergi ke acara Nyonya Amel nih , tapi momen ini sungguh so sweet , tapi tapi kalo aku gak datang bisa bisa aku di jadikan rempeyek , batin Zira .

Zira melepaskan tangan nya yang di genggam fiko .

” hemmmmm anu anu ”, Zira gugup .

Gimana ngomong nya , aduh ini mulut sama otak kok gak bisa kerja sama sih kalo sama si ubi kayu aja bisa kompak , aduh aku harus bilang apa , batin zira .

Fiko memperhatikan Zira yang gugup dan keringat dingin .

” Kamu tidak harus menjawab sekarang , aku akan menunggu jawaban mu ”, fiko mencium telapak tangan Zira .

oh so sweet , romantis amat ini pangeran beda banget sama si ubi kayu , kok aku jadi memikirkan dia , batin Zira .

” Hemmmmm baiklah aku harus pulang sekarang karena sebentar lagi sudah mulai gelap , terimakasih atas semuanya ”, ucap Zira .